Kaulah semesta hidupku.
Yang tlah terpatri dalam tiap celah tubuhku.
Dan yang slalu kupuja dalam tiap helai nafasku.
Radikalisme, ketika mendengar kata-kata itu satu yang terlintas dalam kepala kita, TERORISME. Semua orang berfikiran seperti itu. Menurut saya tidak, bagi saya radikalisme adalah setiap orang yang ngga punya hati yang ingin menghancurkan tanah kelahirannya sendiri. Mereka adalah sekumpulan orang-orang yang tak punya hati yang merusak keping surga ini. Teroris memang tak punya hati. Membunuh sana-sini dengan keji. Mereka berdalih ini jihad, apa ini jihad jika membunuh orang-orang tak bersalah?. Darah-darah mengali tiada guna. Tak ada kebanggaan, justru yang ada hanya kengerian. Masih ingatkah kalian dengan Bali?. Salah satu sumber devisa terbesar negeri ini? Ingat kalian dengan bom yang memporak-porandakannya?. Apakah hanya orang-orang kafir saja yang terbunuh.? Bagaimana Islam? Bagaimana negeri ini? Semuanya juga ikut mati. Sungguh terisak mata ini mengingat kejadian-kejadian itu. Ini hanya sebagian kecil dari tindak radikalisme. Masih banyak di luar sana yang lebih mencekap dan lebih sadis dalam bersikap. Radikalime. Hehe.
Hanya terorisme?. Contoh lain bentuk radikalisme adalah para tikus-tikus Negara. Para koruptor yang berbuat semena-mena. Yang mereka pikirkan hanya harta..harta.. dan harta. Semua yang ada di otak mereka hanya kebahagian bagi diri mereka. Bagaimana dengan kita? Bagaimana dengan negeri ini? Peduli apa mereka? Apa itu tak kejam? Bahkan mungkin ini lebih kejam dari apa yang dilakukan oleh teroris-teroris tersebut. Negeri ini banyak orang cerdas. Tapi saying. Kebanyakan kemewahan membutakan mereka. Membuat kepekaan mereka terhadap kehidupan sosial hilan di telan rupiah-rupiah yang mereka dambakan. Saya teringat ada sebuah acara di stasiun televise yang mengisahkan tentang kehidupan para pejuang veteran sekarang. Sungguh tak sebanding dengan apa yang mereka perjuangkan dulu. Orang yang mencintai negeri ini dengan segenap jiwa dan raga justru masa tua mereka hidup sengsara di negeri yang mereka perjuangkan. Sedangkan para koruptor? Mereka yang hanya bias menggerogoti dan merusak negeri ini justru bias merasakan hidup serba mewah. Sungguh miris.
Pusaka abadi nan jaya.
Indonesia sejak dulu kala.
Tetap di puja-puja bangsa.
Di sana tempat lahir beta.
Dibuai dibesarkan bunda.
Tempat berlindung di hari tua.
Tempat akhir menutup mata..