Tampilkan postingan dengan label 1-A ARINDRA EVANDIAN BHAGASKARA (D07215005). Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 1-A ARINDRA EVANDIAN BHAGASKARA (D07215005). Tampilkan semua postingan

Senin, 21 Desember 2015

Sisi lain Radikalisme

Wahai bangsaku..
Kaulah semesta hidupku.
Yang tlah terpatri dalam tiap celah tubuhku.
Dan yang slalu kupuja dalam tiap helai nafasku.
Ahh kau..
Yang slalu buatku menyeka air mata.
Bersuka duka melihatmu begitu.
Terkadang di puja terkadang pula dihina.
Kau satu terkasih.
Yang kaya pun juga miskin belas kasih.
Terbengkalai kau wahai sang merah putih.
Oleh arogansi para penguasa yang menabur benih.
Tapi aku siapa?
Aku hanya bisa belajar mengeja kata.
Dan hanya mampu mengucap do`a.
Padamu wahai sang garuda.
Wahai pemuda…
Bukalah matamu dari kebutaan yang kau reka.
Lihat betapa murungnya wajah negeri kita.
Mari.. mari kita robohkan satir yang menyekat tubuhnya.

         Puisi ini menggambarkan betapa rapuhnya negeri ini. Negeri yang dulu sangat amat dieluh-eluhkan dan juga dipuja-puji seantero dunia kini hanya bisa kita. Yang bikin negeri ini makin miris adalah ternyata yang merontohkan fondasi-fondasi bangsa justru para putra-putra Indonesia sendiri. Korupsi, terorisme dan lain-lain. Semuanya dilakukan oleh anak-anak negeri sendiri.
Radikalisme, ketika mendengar kata-kata itu satu yang terlintas dalam kepala kita, TERORISME. Semua orang berfikiran seperti itu. Menurut saya tidak, bagi saya radikalisme adalah setiap orang yang ngga punya hati yang ingin menghancurkan tanah kelahirannya sendiri. Mereka adalah sekumpulan orang-orang yang tak punya hati yang merusak keping surga ini. Teroris memang tak punya hati. Membunuh sana-sini dengan keji. Mereka berdalih ini jihad, apa ini jihad jika membunuh orang-orang tak bersalah?. Darah-darah mengali tiada guna. Tak ada kebanggaan, justru yang ada hanya kengerian. Masih ingatkah kalian dengan Bali?. Salah satu sumber devisa terbesar negeri ini? Ingat kalian dengan bom yang memporak-porandakannya?. Apakah hanya orang-orang kafir saja yang terbunuh.? Bagaimana Islam? Bagaimana negeri ini? Semuanya juga ikut mati. Sungguh terisak mata ini mengingat kejadian-kejadian itu. Ini hanya sebagian kecil dari tindak radikalisme. Masih banyak di luar sana yang lebih mencekap dan lebih sadis dalam bersikap. Radikalime. Hehe.
         Hanya terorisme?. Contoh lain bentuk radikalisme adalah para tikus-tikus Negara. Para koruptor yang berbuat semena-mena. Yang mereka pikirkan hanya harta..harta.. dan harta. Semua yang ada di otak mereka hanya kebahagian bagi diri mereka. Bagaimana dengan kita? Bagaimana dengan negeri ini? Peduli apa mereka? Apa itu tak kejam? Bahkan mungkin ini lebih kejam dari apa yang dilakukan oleh teroris-teroris tersebut. Negeri ini banyak orang cerdas. Tapi saying. Kebanyakan kemewahan membutakan mereka. Membuat kepekaan mereka terhadap kehidupan sosial hilan di telan rupiah-rupiah yang mereka dambakan. Saya teringat ada sebuah acara di stasiun televise yang mengisahkan tentang kehidupan para pejuang veteran sekarang. Sungguh tak sebanding dengan apa yang mereka perjuangkan dulu. Orang yang mencintai negeri ini dengan segenap jiwa dan raga justru masa tua mereka hidup sengsara di negeri yang mereka perjuangkan. Sedangkan para koruptor? Mereka yang hanya bias menggerogoti dan merusak negeri ini justru bias merasakan hidup serba mewah. Sungguh miris.
        Tapi itu semua tidak akan pernah bias melunturkan kebanggan saya akan negeri ini. Saya lahir dari tanah ini, tanah Indonesia. Saya makan, minum dan hidup juga dari Indonesia. Maka saya tak punya alasan untuk membenci negeri tercinta ini. yang ada hanya bagaimana semangat kita untuk bisa mengibarkan bendera merah putih setinggi langit. Mengharumkan nama Indonesia di dunia. Itulah yang harus kita pikirkan dan lakukan. Karena sebobrok-bobroknya negeri ini. masih banyak hal indah yang kita dapat dari negeri tercinta. tangan, kaki, mata dan hati kita harus terus kita kerahkan untuk negeri kita sampai akhir menutup mata.


Indonesia tanah air beta..
Pusaka abadi nan jaya.
Indonesia sejak dulu kala.
Tetap di puja-puja bangsa.
Di sana tempat lahir beta.
Dibuai dibesarkan bunda.
Tempat berlindung di hari tua.
Tempat akhir menutup mata..

(Indonesia Pusaka – Ismail Marzuki)

Selasa, 01 Desember 2015

Melucuti Islam. ISIS bikin Islam jadi isis

Paris berdarah bumi mulai gerah, dunia kini sudah tidak karuan. Saya ngga bisa nilai mana yang bener dan mana yang salah dari kasus teror di paris. Terlalu banyak ke absurdan yang terjadi pada peta politik di dunia ini. ISIS yang "katanya" negara islam kok malah ngga nunjukin islamnya sama sekali. Prancis? Yang katanya negara yang penuh akan romantisme juga tidak bisa dikatakan negara yang baik-baik.
Tapi dari peristiwa tersebut jika di tarik benang merahnya akan muncul kalimat ini "jihad yang salah". Toh kita semua pasti tahu. Jihad itu bukan tentang berapa banyak darah orang kafir yang menetes. Tapi jihad adalah sebuah keindahan. kita pasti ingat sebelum islam masuk ke indonesia, negeri kita ini seperti apa? Tapi dengan keindahan dan dengan kelembutan islam bisa masuk dan terus berkembang. Bagaimana dengan cara jihad yang di lakukan ISIS? apa itu jihad? Tidaak.. bahkan orang awam pun tahu. ISIS bukan berjihad, selama ini ISIS hanya buang-buang waktu dengan pertumpahan darah yang terjadi. Apa ISIS islam? Ya ISIS islam.. hanya fisiknya dia islam tapi tidak dengan hati dan pola fikirnya.
ISIS benar-benar bikin isis. Dengan kebobrokan tingkah lakunya ISIS malah melucuti islam *dan buatnya isis* . Betapa tidak semua orang melihat sinis terhadap kita. Menganggap kita pembunuh tak kenal ampun.
Apa ini yang di idamkan ISIS dan juga terorisme? Mereka berfikir semuanya bakal jadi lebih baik. Nyatanya? ISIS hanya bikin islam jadi isis.

Sabtu, 14 November 2015

Kami juga butuh pak!

Paris bergetar
Negeri ini pun ikut terusik
Ikut ikutan campur tangan
Entah ini hanya sebuah kewajiban
Membantu yang sedang butuh
atau ini hanya pengalih
Mereka berdalih
Mengecam dan mengutuk
Iya tragedi ini memang pelik
Tapi negeri ini juga punya borok
Yang harus segera diobati
Peduli boleh
asal tak terlalu..
Pak jokowi
Anda sudah terpilih..
Kami sudah percaya
Saya yakin negeri ini bakal maju
Sekali lagi..
Jangan selalu terlalu berlalu
Negeri ini juga butuh perhatian..

Untuk paris..
Saya.. kami.. turut berduka..

SINGA BANGSA

Darah negeri mengalir dalam diri
Merajut asa dalam relung hati nan abadi
Sangsaka berkibar hati pun berdebar
Kosong pandang merah terbakar

Semerbak wangi menusuk raga
Menjalangkan diri pada nestapa
Sia-sia di makan zaman
Anak muda kalungkan senapan

singa mengaung panjang
Tak takut segalapun di terjang
Hidup tak diharga
Mati membawa bahagia

Selasa, 27 Oktober 2015

SANG TERKASIH

Indonesiaku...
Yang buatku takjub selalu.
Sungguh elok negeriku ini.
Sang terkasih sampai mati.

Bangsaku...
Inginku mengadu dalam dekapmu.
Curahkan segala rasa dalam hati.
Tentang sejuta ironi yang membelenggu diri.

Ohh kekasihku...
duduk, ku termenung dibawah mentari.
Menghadap mahakarya agungmu.
Mengharap jangan biarkan damai ini pergi.
Pun jangan biarkan semuanya berlalu.

Pagimu...
Hantaman ombak temani hati setiap insan yang kesepian.
Memeluk nestapa hati yang tercekam.
Mendistorsi alam bawah sadarku yang kelam.
Ohh negeriku biarkanku mengadukan kerinduan..

Ahh kau...
Yang slalu buatku jatuh pilu.
Pikirkanmu yang tak seindah dulu.
Tangan hina mengoyak tanpa pandang bulu.
Lunturkan merah putih di tubuhmu.

Yang tercinta...
Mungkinku tak bisa bawamu ke angkasa.
Namun tlah ku rangkai bait-bait do'a.
Yang akan ku munajatkan tiada henti.
Hingga jasadku kembali menyatu dengan tanah airku ini.

Perkenankan aku.
Tuk lintasi dimensi waktumu.
Inginku bertemu.
Pada sang pencipta yang slalu kurindu.
Ingin kuucap kata.
Terimakasih tak terhingga.
Akan nikmatnya.
Berupa negeri yang begitu mulia...

Selasa, 06 Oktober 2015

Menuju indONEsia yang benar-benar satu dengan PKN

Menuju indONEsia yang benar-benar satu dengan PKN

Ketika pertama kali mendengar bahwa tema artikel kali ini adalah pentingnya pendidikan kewarganegaraan saya langsung tersenyum kecil.. saya langsung berfikir, Pendidikan kewarganegaraan pasti lah sangat penting bagi kita. Tapi yang membuat saya tersenyum bukan itu, saya teringat dengan kisah para koruptor seperti bapak guyas, pak fathoni dan bapak dan ibu lainnya.. haha.. bukannya mereka ngga kurang-kurangnya menerima pendidikan kewarkanegaraan? Bukannya seharusnya mereka yang lebih ngerti tentang itu dari pada kami para rakyat yang hanya mempelajarinya cuman seminggu sekali, itupun kalau benar-benar diperhatikan.. haha.. bingung harus ketawa terbahak atau meringis menahan tangis..
Sekarang mulai masuk ke tema, pentingnya pendidikan kewarganegaraan., bagi saya pentingnya mempelajari pkn itu ibarat rambu-rambu lalu lintas. Tanpa pengetahuan tentang kewarganegaraan kita bakal buta. Buta dengan negara kita sendiri, buta akan arah bangsa ini dan dan pastinya bakal membuat kita ngga bakal bisa ngenal negara kita. Bukannya untuk sayang sama negeri ini kita harus kenal dulu bukan?.
Kedua ketika kita buta akan negara ini. Bagaimana kita bisa membawa negara ini maju. Lah wong gimana mau bawa negara ini majuu, Memahami dan ngerteni negara sendiri ae belom bisa.
Mangkanya itu Pkn sangat penting diajarkan kepada para anak2 penerus bangsa, menanamkan pada mereka arti nasionalisme, hidup bernegara yang baik, memahami dan menjalankan 5 butir pancasila dll. Agar ngga sampai terjadi lagi kasus penggelapan pajak, penggelapan daging impor bahkan sampai yang berurusan dengan ibadah. Coba kita pikir aja, mereka2 yang sudah makan banyak duit.. *ehh.. makan banyak ilmu pengetahuan tentang Pkn aja masih suka2 semaunya. Apalagi kita yang cuman setetes. Maka dari itu kadang saya merasa kurang (entah kurang atau emang ngga merhatiin) sama pelajaran Pkn. karena selama ini saya merasa dari MI sampai MA entah kenapa, pelajaran Pkn itu terasa sangat membosankan. Mungkin tidak aku saja, kebanyakan atau paling ngga, ada lah anak seperti saya yang bosan sama cara mengajar Pkn yang membosankan. Alangkah baiknya jika ada inovasi2 baru dalam mengajarkannya sehingga siswa bukan hanya duduk dan menunggu bunyi bel. Seperti kita ajak bernyanyi lah *tingkatMi* , mempraktekannya lah dll.
Tapi setelah itu giliran kita yang ngintropeksi diri sendiri. Sudahkah kita faham atau paling engga ngerti sedikit lah tentang Pkn, jika belum Mari kita dalami lagi Pendidikan tentang kewarganegaraan kita. Mari kita tumbuhkan jiwa nasionalisme kita, jiwa yang bangga akan tanah airnya sendiri.
Pendidikan kewarganegaraan emang penting untuk dipelajari tapi bakal jadi ke naifan bagi diri kita sendiri jika ngga bisa mempraktekannya.
Coba kalian ingat, kita lahir dimana? besar dimana?  Di indonesia kan?. Maka dari itu, kita jangan hanya bisa duduk, nonton dan komentar saja melihat kebobrokan negeri ini. Mari kita hancurkan satir2 yang membatasi kita. Ngga sulit.. cukup kita belajar dan menerapkannya saja.. itu saja cukup.. bahkan lebih dari cukup.

Sekian terimakasih

ARINDRA EVANDIAN BHAGASKARA D07215005

MATERI MACAM-MACAM GERAK

A. Lokomotor Gerakan lokomotor  gerakan yang ditandai dengan adanya perpindahan tempat, seperti jalan, lari, melompat, dan mengguling.  Ger...