Tampilkan postingan dengan label 1-C Aimmatul Maziyah D97215084. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 1-C Aimmatul Maziyah D97215084. Tampilkan semua postingan

Selasa, 24 November 2015

Antara Ikhlas dan Kecewa

Aimmatul Maziyah
D97215084

Dulu sebelum ayahku menikah dengan ibuku beiau tinggal di daerah Surabaya bersama dengan ibunya juga bapak tirinya, serta adiknya. Bapak tirinya juga memiliki anak dari hasil istri sebelumnya yang tinggal di samping rumah, mereka juga sudah berkeluarga, aku memangglnya dengan sebutan Uwak. Setelah ayahku menikah dengan ibuku, beliau memilih untuk ikut bersama mertuanya di Jombang, tak lama kemudian bapak tiri ayahku meniggal, jadi hanya nenek dan ami (paman) beserta istri dan anaknya yang tinggal di rumah itu. Rumah itu sangat luas, karena kakeku adalah seorang tokoh gama, beliau memiliki beberapa santri yang di tempatkan di lantai atas, namun setelah kakekku meninggal, perlahan santri-santri tersebut menghilang. Sepuluh tahun kemudian nenekku menyusul kakek menghadap sang pencipta, dan rumah itu menjadi warisan untuk ayahku dan ami.
Setelah beberapa tahun kemudian Uwak ingin membeli kebun yang berada di belakang rumah itu, ayahku menyerahkan semua keputusan itu kepada ami, karena ayah timggal di Jombang. Ami membolehkan saja, tetapi ia meminta disisakan sedikit untuk digunakan ternak. Tetapi apa yang terjadi, uwak tidak menyisakan tanah sedikitpun untuk ami, ami merasa sangat kecewa sekali, selain itu uwak juga belum membayar pembelian tanah tersebut, uwak bilang akan membayarnya setelah pembangunan itu selesai, tetapi kenyatannya, setelah pembangunan itu selesai uwak tidak memberi uang pembayaran sedikitpun. Kecewa  dan kecewa, tetapi apalah daya ayahku dan amiku, meskipun begitu, tetapi ayah mencoba untuk mengikhlaskan agar tidak terjadi pertengkaran, karena pada saat kejadian itu, hubungan keluarga menjadi agak renggang.  Tetapi di sisi lain ayah merasa lega, karena ternyata bangunan itu digunakan untuk pondok pesantren, hitung-hitung untuk amal jariyah, namun ayah juga sedikit menyesalkan, kenapa tidak dibicarakan secara baik-baik saja agar tidak terjadi kerenggangan keluarga, juga mereka tidak memberikan kesempatan ami untuk ikut mengelola pondok tersebut.

Selasa, 27 Oktober 2015

Cerita Indonesia

Aimmatul Maziyah

Kutatap langit merah senja
Penuh semburat keindahan
Indahnya negeriku dalam angan
Ya, hanya dalam angan
Saat mentari tersenyum
Dimana hutan tertawa riang
Kini hanya tinggal cerita
Api mulai ganas menyiksa
Membuat kepulan asap gelap yang mentupi wajah bangsa
Wajah-wajah yang tak bersalah
Imbas dari kekejian para penghianat bangsa
Seakan hujan ikut mengutuk
Tak sudi memberikan sedikit belas kasihnya
Hanya menunggu
Menunggu dan terus menunggu
Entah sampai kapan
Mungkin sampai cerita kehidupan berakhir

Dimanakah PKN ?


Aimmatul Maziyah

            Pembelajaran PKN selalu ada di sekolah mulai dari tingkat dasar sampai tingkat atas, bahkan di tingkat perguruan tinggi, yang di pelajari pun berbeda-beda tergantung pada tingkatannya, namun yang selalu ada dalam pelaaran PKN adalah nilai-nilai pancasila yang bertuuan agar para penerus bangsa memiliki rasa cinta tanah air dan dapat memajukan bangsa dengan budi pekerti yang luhur.
Namun apa yang teradi, mereka mengaarkan PKN kepada murid-muridnya tetapi mereka melupakan apa yang mereka kerjakan. Lihat saja mereka dengan rasa tanpa bersalah menjadi tikus-tikus yang menggerogoti uang rakyat di depan murid-muridnya. Lalu dimanakah peran PKN? Apakah hanya untuk bahan omongan yang akan menghasilkan uang. Sungguh hal yang tidak patut untuk ditiru, entah apa yang ada di pikiran mereka. Mereka melupakan ajaran PKN begitu saja tanpa rasa bersalah bak anak balita yang memcahkan gelas dengan sengaja. Mereka lupa bahwa apa yang mereka kerjakan menjadi contoh bagi murid-muridnya, lantas bagaimana nasib Indonesia ika memiliki penerus bangsa yang seperti itu.
Meskipun PKN dari masa ke masa selalu mengalami perubahan, namun tidak dengan dengan tujuan utamanya yaitu menjadikan Indonesia negara yang memiliki akhlak dan budi pekerti yang luhur.

MATERI MACAM-MACAM GERAK

A. Lokomotor Gerakan lokomotor  gerakan yang ditandai dengan adanya perpindahan tempat, seperti jalan, lari, melompat, dan mengguling.  Ger...