Tampilkan postingan dengan label 1-A DICKY DIMAS ARIYADI (D07215008). Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 1-A DICKY DIMAS ARIYADI (D07215008). Tampilkan semua postingan

Selasa, 22 Desember 2015

Ancaman dan Faktor Munculnya Gerakan Radikalisme di Indonesia

               Sebelum membahas  ancaman radikalisme di Indonesia. Apa itu radikalisme? Radikalisme adalah suatu faham yang dibentuk oleh sekelompok orang tertentu yang mempunyai tujuan yaitu menginginkan sebuah perubahan dalam hal sosial dan politik dengan menggunakan cara kekerasan. Jadi, dapat ditarik garis besar bahwa gerakan radikalisme adalah sebuah gerakan yang ingin mewujudkan perubahan dengan cara kekerasan.
               Gerakan radikalisme  menggunakan cara kekerasan kepada semua orang yang berbeda paham keagamaan untuk bisa dianut dan dipercayainya secara paksa. Indonesia merupakan negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam. Sehingga gerakan radikalisme dapat mengancam perdamaian dan keharmonisan hidup bangsa dan negara Indonesia serta akan mengancam paham Islam yang sudah kuat.
               Apa faktor yang melatar belakangi munculnya gerakan radikalisme? Menurut saya, radikalisme muncul karena tiga faktor, yaitu:
1. Faktor Ekonomi
Adanya maslah kemiskinan, pengangguran dan krisis ekonomi dapat mengubah pola pikir seseorang dari yang sebelumnya baik menjadi orang yang sangat jahat dan kejam serta dapat melakukan apa saja, termasuk ikut serta gerakan radikalisme.
Dapat dikaitkan, lihat dan perhatikan dengan seksama pada hadits nabi yang mengatakan, “Kaada al-Faqru an yahuuna Kufran”. Hampir-hampir saja suatu kefakiran dapat menyeret orangnya kepada tindakan kekufuran. Bukankah tindakan membunuh, melukai, meledakkan diri, meneror merupakan suatu tindakan yang dekat dengan kekufuran?
2. Faktor Politik
Politik yang berkeadilan bagi rakyat adalah keinginan semua warga dan negara. Adanya pemimpin yang adil, memihak pada rakyat, menjamin kebebasan dan hak-hak rakyat akan memunculkan rakyat yang akan cinta dan menjaga kehormatan serta keutuhan negaranya dari berbagai paham seperti radikalisme.
Tetapi jika politik yang dijalankan adalah politik yang kotor, tidak berkeadilan dan politik yang tidak berpihak pada rakyat, maka rakyat akan melahirkan paham ataupun gerakan yang membuat hidup mereka penuh keadilan.
3. Faktor Sosial
Konflik sosial merupakan faktor munculnya paham yang menyimpang.  Berawal dari adanya masalah yang menarik perhatian masyarakat yang berujung pada tindakan-tindakan anarkis yang akhirnya antipati sekelompok orang muncul, untuk berpisah dengan masyarakat.  Lama kelamaan bisa jadi sekelompok orang itu berkumpul, maka akan mudah dimanfaatkan pihak tertentu untuk suatu kepentingan. Termasuk mengajak sekelompok orang itu mengikuti paham dari pihak yang memanfaatkan tertentu.

               Direktur Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) Dr. Hamid Fahmi Zarkasy, MA Ed. mengatakan, untuk mengantisipasi masuknya paham kekerasan yang menggunakan dalih agama. Pendidikan-pendidikan baik formal maupun informal harusnya diperbanyak untuk pemahaman agama Islam yang benar. “Pendidikan seperti ini diperlukan untuk aktivis, mahasiswa, pelajar, organisasi kemasyarakatn (ormas), sehingga mereka bisa memahami Islam komprehensif sebagai agama ilmu pengetahuan, bukan agama kekerasan. Penekanan itu perlu disebarkan ke masyarakat karena saat ini masyarakat kita lemah dalam ilmu pengetahuan, khususnya agama sehingga mereka lebih mengedepankan okol (otot) dibandingkan dengan akal”. 

Selasa, 01 Desember 2015

PARIS EKSIS YANG TERIRIS-IRIS

        Sedikit mengomentari peristiwa Terorisme di Kota Paris, Perancis. Yang melatar belakangi adanya terorisme di Paris adalah adanya unsur dendam atas keterlibatan Perancis terhadap Perang Saudara Suriah dan Irak . Pelaku pengeboman di Paris  mengatas namakan ISIS. Dimana ISIS adalah suatu kelompok atau golongan yang ingin memecah belahkan atau bisa jadi menghacurkan negara-negara Islam di dunia. Nasib yang miris bagi warga Paris yang mati sia-sia karena tragedi tersebut.

Minggu, 08 November 2015

Selembar Semboyan



     Negara Kita yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai 34 provinsi. Provinsi di Indonesia adalah Aceh, Bali, Banten, Bengkulu, Daerah Istimewa Yogyakarta, Gorontalo, Jakarta, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Lampung, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara. 

          Setiap Provinsi di Indonesia memiliki suatu Semboyan sendiri-sendiri. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas sedikit tentang semboyan dari Provinsi saya yaitu Jawa Timur. Jer Basuki Mawa Beya adalah semboyan Jawa Timur, yang berasal dari bahasa jawa. Orang jawa pasti mengerti arti dari semboyan tersebut yang terdapat pada lambang Provinsi Jawa Timur. Jer Basuki Mawa Beya artinya setiap keberhasilan membutuhkan sebuah pengorbanan. Maksud dari arti itu adalah untuk mendapatkan sesuatu kita harus mengorbankan sesuatu. Seperti contoh, ketika seseorang memiliki cita-cita menjadi seorang dosen, maka orang tersebut harus rela mengorbankan biaya, pikiran, tenaga, dan waktu untuk kuliah agar cita-citanya tercapai.

Cukup sekian dari saya, terima kasih.

Selasa, 27 Oktober 2015

SEBAIT UNTUK INDONESIA

SEBAIT UNTUK INDONESIA
(Karya : Dicky Dimas Ariyadi)

Oh.. Bangsaku tercinta...
Bangsa Indonesia
Dari sabang sampai merauke
Berjuta suku berpijak padamu
Beragam budaya menghiasimu
Sungguh membuat iri dunia
Indonesia...
Tak tergantikan oleh waktu
Tak terkalahkan oleh siapapun
Merah putih kebanggaanku
Merah darahku
Putih tulangku
Bersatu padu dalam jiwaku
Begitu indah dirimu
Bangsa yang selalu kucinta
Akan aku abadikan namamu di hatiku

Minggu, 04 Oktober 2015

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education)

DICKY DIMAS ARIYADI


     Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education)  untuk membangun karakter bangsa Indonesia, membentuk partisipasi masyarakat yang betmutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, menjadikan warga negara Indonesia khususnya mahasiswa yang cerdas, aktif, kritis, demokratis namun tetap memiliki suatu komitmen untuk menjaga persatuan dan integritas bangsa Indonesia
Kemerdekaan bangsa Indonesia yang diperoleh melalui sebuah perjuangan yang sangat keras serta penuh pengorbanan, yang selanjutnya harus diisi dengan upaya pembangunan bangsa Indonesia. Untuk itu, para pemuda sebagai generasi penerus yang mempunyai tugas mengisi kemerdekaan, mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia perlu memiliki apresiasi yang memadai terhadap makna perjuangan yang dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan tahap lanjut Pendidikan bela negara yang diselenggarakan untuk membekali para mahasiswa yang kelak akan menjadi pemimpin di masa depan dengan kesadaran bela negara serta kemampuan berpikir secara komprehensif integral dalam rangka ketahanan nasional. “Apa maksud kemampuan berpikir secara komprehensif integral ?” Kemampuan berpikir secara komprehensif integral adalah kemampuan berpikir tentang sesuatu dalam kaitannya dengan keseluruhannya. Sebagai contoh : Jika Anda melihat suatu peristiwa atau kejadian di masyarakat, Anda tidak memandang peristiwa itu menurut pandangan individu. Kesadaran bela negara ini berwujud sebagai kerelaan dan kesediaan melalaui upaya untuk kelangsungan hidup bangsa dan negara melalui bidang profesinya. Kesadaran bela negara ini mengandung :
1.        Kecintaan kepada tanah air.
2.        Kesadaran berbangsa dan bernegara.
3.        Keyakinan akan Pancasila dan UUD 1945.
4.        Kerelaan berkorban bagi bangsa dan negara.
5.        Sikap dan perilaku awal bela negara, yang diperoleh melalui Pendidikan Kewaganegaraan.


MATERI MACAM-MACAM GERAK

A. Lokomotor Gerakan lokomotor  gerakan yang ditandai dengan adanya perpindahan tempat, seperti jalan, lari, melompat, dan mengguling.  Ger...