Tampilkan postingan dengan label 1B PGMI - SITI NAFIDAH. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 1B PGMI - SITI NAFIDAH. Tampilkan semua postingan

Selasa, 24 November 2015

Pelanggaran Hak Asasi Manusia



Semua manusia memiliki hak asasi. Hak asasi adalah hak yang memberi kebebasan pada setiap individu untuk melakukan sesuatu atau mendapatkan sesuatu yang sesuai dengan Undang-Undang. Hak asasi manusia telah diatur didalam UU, namun masih banyak orang yang belum mendapatkan hak-haknya.
Contohnya saja peristiwa yang terjadi dilingkungan rumah saya. Saya memiliki tetangga, dia memiliki anak yang seumuran dengan saya dan memiliki dua kakak yang semuanya telah bekerja. Ketika sama-sama lulus SMA, kita memiliki rencana untuk masuk ke perguruan tinggi, namun ternyata ia tidak diizinkan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi oleh orang tuanya.
 Orang tuanya menyuruh agar ia bekerja karena orang tuanya tidak mampu membiayai kuliah. Padahal dari segi financial yang saya lihat, dia lebih mampu dibandingkan keadaan financial keluarga saya. Teman saya sebenarnya memiliki tekad kuat untuk melanjutkan studinya  agar ilmu yang dia pelajari selama ini berkembang dan bisa bermanfaat untuk dirinya sendiri dan orang lain. Namun orang tuanya tetap pada pendirian, mereka menginginkan agar ia bekerja. Padahal harapan dia melanjutkan ke perguruan tinggi adalah agar dia bisa hidup lebih baik dan mengangkat derajat keluarganya.
Akhirnya kini diapun bekerja di salah satu percetakan di Sidoarjo. Walaupun upah yang didapatkannya sangat banyak, bahkan melebihi UMR namun karna belum terbiasa dengan pekerjaan berat, kini dai menjadi lebih kurus dari pada sebelumnya. Seharusnya haknya dapat terpenuhi sebagai seorang anak yang ingin melanjutkan sekolahnya. Namun karena ketidak setujuan orang tua hak itupun tidak dapat didapatkan olehnya. Seharusnya dia masih bisa bekeja paruh waktu dimana dia bisa mendapatkan haknya dan bisa menjalankan kemauan orang tuanya.

Rabu, 28 Oktober 2015

INDONESIA



Indonesia…
Semenjak aku dilahirkan.
Merah darah mengalir didalam jiwa.
Putihnya tulang bersemayam dalam tubuh.
Pertanda aku diciptakan untukmu.

Diatas bumi yang damai.
Disanalah tempatku berdiri.
Dimana aku bangga berada disini.
Bumi pertiwi, bangsa merdeka.
Sucinya hati, tulusnya cinta.
Jiwa raga ini hanya untukmu negeri.

Aku adalah tunas bangsa .
Yang mewarisi semangat dan tekad api.
Untuk menjaga tanah air tercinta.
Indonesia  .

Jumat, 16 Oktober 2015

Memudarnya rasa kebangsaan oleh rakyat poso


Konflik di poso adalah salah satu konflik yang ada di Indonesia yang belum terpecahkan sampai saat ini. Meskipun sudah beberapa resolusi ditawarkan, namun itu belum bisa menjamin keamanan di Poso. Berbagai macam konflik terus bermunculan di Poso. Meskipun secara umum konflik-konflik yang terjadi di Poson adalah berlatar belakan agama, namun kalau kita meneliti lebih lanjut, maka kita akan menemukan berbagai kepentingan golongan yang mewarnai konflik tersebut.
Poso adalah sebuah kabupaten yang terdapat di Sulawesi Tengah. Kalau dilihat dari keberagaman penduduk, Poso tergolong daerah yang cukup majemuk, selain terdapat suku asli yang mendiami Poso, suku-suku pendatang pun banyak berdomisili di Poso, seperti dari Jawa, batak, bugis dan sebagainya.
Kalau dilihat dari konteks agama, Poso terbagi menjadi dua kelomok agama besar, Islam dan Kristen.  Sebelum pemekaran, Poso didominasi oleh agama Islam, namun setelah mengalami pemekaran menjadi Morowali dan Tojo Una Una, maka yang mendominasi adala agama Kristen. Selain itu masih banyak dijumpai penganut agama-agama yang berbasis kesukuan, terutama di daerah-daerah pedalaman. Islam dalam hal ini masuk ke Sulawesi, dan terkhusus Poso, terlebih dahulu. Baru kemudian disusul Kristen masuk ke Poso.
Keberagaman ini lah yang menjadi salah satu pemantik seringnya terjadi berbagai kerusuhan yang terjadi di Poso. Baik itu kerusuhan yang berlatar belakang sosial-budaya, ataupun kerusuhan yang berlatarbelakang agama, seperti yang diklaim saat kerusuhan Poso tahun 1998 dan kerusuhan tahun 2000. Agama seolah-olah menjadi kendaraan dan alasan tendesius untuk kepentingan masing-masing.
Awal konflik Poso terjadi setelah pemilihan bupati pada desember 1998. Ada sintimen keagamaan yang melatarbelakangi pemilihan tersebut. Dengan menangnya pasangan Piet I dan Mutholib Rimi waktu tidak lepas dari identitas agama dan suku.Untuk seterusnya agama dijadikan tedeng aling-aling pada setiap konflik yang terjadi di Poso. Perseturuan kecil, semacam perkelahian antar persona pun bisa menjadi pemicu kerusuhan yang ada di sana. Semisal, ada dua pemuda terlibat perkelahian. Yang satu beragama islam dan yang satunya lagi beragama Kristen. Karena salah satu pihak mengalami kekalahan, maka ada perasaan tidak terima diantara keduanya. Setelah itu salah satu, atau bahkan keduanya, melaporkan masalah tersebut ke kelompok masing-masing, dan timbullah kerusuhan yang melibatkan banyak orang dan bahkan kelompok.
Akar penyebab konflik Poso sangat kompleks. Ada persoalan yang bersifat kekinian, namun ada pula yang akarnya menyambung ke problema yang bersifat historis. Dalam politik keagamaan misalnya, problemanya bisa dirunut sejak era kolonial Belanda yang dalam konteks Poso memfasilitasi penyebaran Kristen dalam bentuk dukungan finansial. Keberpihakan pemerintah kolonial itu sebenarnya bukan dilandaskan pada semangat keagamaan, tetapi lebih pada kepentingan politik, terutama karena aksi pembangkangan pribumi yang umunya memang dimobilisir Islam.
Rasa kebangsaaan rakyat poso ini memudar dengan bukti-bukti diatas, dengan banyaknya konflik yang terjadi didaerah tersebut dengan berbagai alas an dan penyebab. Jika rasa kebangsaan rakyat poso tidak hilang bukan tidak mungkin mereka bisa hidup rukun dan sejahtera. Karena kita tau bahwa Indonesia adalah Negara yang majmuk dengan toleransi beragama yang tinggi. Tapi bagi mereka yang tidak memiliki rasa kebangsaan pasti rasa toleransi pun sudah tidak ada dalam diri mereka sehingga saling merendahkan yang lainnya dan akhirnya sering terjadi konflik, yang lama kelamaan akan terjadi perpecahan didalam daerah tersbut.
Padahal dalam pancasila butir ketiga yaitu persatuan Indonesia, sudah dijelaskan dan bermakna ,bahwa rakyat Indonesia harus bersatu tapi ada beberapa golongan yang belum mengerti dan memahami hal tersebut, sehingga di plosok-plosok daerah masih sering terjadi konfli, seperti konflik di poso yang dilatar belakangi masalah agama, kepentingan politik, histori dan lain sebagainya.

MATERI MACAM-MACAM GERAK

A. Lokomotor Gerakan lokomotor  gerakan yang ditandai dengan adanya perpindahan tempat, seperti jalan, lari, melompat, dan mengguling.  Ger...