Jumat, 16 Oktober 2015

Memangnya,Nasionalisme Memberi Kita Makan?


            Indonesia merupakan  Negara yang berada di wilayah Asia Tenggara. Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki jumlah pulau terbesar yaitu 17.508 pulau. Secara keseluruhan Indonesia juga memiliki garis pantai  terpanjang di dunia yaitu sekitar 81.000 km yang merupakan 14% dari garis pantai dunia.
            Tentu, luas wilayah Indonesia tidak terlepas dari adanya wilayah perbatasan dengan Negara lain. Perbatasan Negara merupakan manifestasi utama kedaulatan wilayah suatu Negara. Perbatasan Negara mempunyai peranan penting dalam penentuan batas wilayah kedaulatan,pemanfaatan sumber daya alam,dan perataan pembaanguunaan..
            Di Kalimantan Barat  misalnya,langsung berbatasan dengan Serawak Malaysia Timur membentang sepanjang 966 kilometer,mempunyai luas sekitar 2,1 juta hektar. Secara administratif Kalimantan memiliki sedikitnya 15 kecamatan dan 98 desa.
            Selama ini kondisi topografis dan pembangunan wilayah  perbatasan kurang di  perhatikan oleh pemerintah. Realitas yang menyulitkan masyarakat perbatasan,membuat mereka kesulitan dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Penduduk lebih sering melakukan aktifitas social ekonomi dengan menyebrang ke Serawak,alasanya jelas yakni biaya bahan makanan dan transportasi lebih murah dibandingkan harus ke kota.
            “karena itu kita banyak belanja di Malaysia,seperti minyak sayur,tabung gas dan gula. Sebab biaya angkutnya lebih hemat. Gas kalaupun beli di Nunukan,pasti asalnya juga dari Malaysia.” Kata Kepala Desa Sekaduyan Taka,Putra Sinar Jaya di Manggaris,Nunukan,Kalimantan Utara,Jumat(16/5/2014).
            Penduduk sekitar 1. 603 jiwa ini mayoritas berprofesi sebagai petani. Hasil pertanian mereka kemudian dijual ke Malaysia untuk memenuhi biaya hidup mereka. Selain itu,untuk mendapatkan produk asli Indonesia juga sangat sulit karena beberapa desa ini masih terisolir.
            Karena ketergantungan dengan Malaysia, maka tidak heran banyak penduduk di perbatasan rela menggadaikan kewarganegaraannya mengingat yang memberinya penghidupan adalah Malaysia. Kalau sudah begitu,bagi mereka rasa nasionalisme kepada bangsa sendiri habis terkikis oleh kondisi ekonomi mereka.
            Sampai-sampai tiga desa di wilayah perbatasan di klaim oleh Malaysia sebagai wilayahnya. Tiga desa itu memang sangat bergantung dengan Malaysia. Ketiga desa itu berada di Kecamatan Lumbis Ogong,Nunukan.
            Selain itu ada pula sedikitnya 10 desa perbatasan Malaysia yang mengancam akan mengibarkan bendera Malaysia. Warga desa di daerah perbatasan Serawak ini menganggap perhatian pemerintah sangat minim. Ancaman ini tidaklah sebuah main-main belaka,jika pemerintah tidak segera memperbaiki pembangunan ekonomi disana. Masyarakat di perbatasan lebih mudah mengakses siaran TV Malaysia daripadaTV Indonesia. Mudahnya mereka mendapatkan informasi dari Malaysia berdampak emosional, terutama kepada anak-anak. Mereka secara tidak langsung menganggap mereka adalah bagian dari Malaysia.
            Mereka sudah lama berdiam diri menyandang kewarganegaraan Indonesia yang tidak mempermudah kehidupan mereka,sedangkan selama ini Malaysia telah menyediakan air bersih,bahan makanan yang relative lebih murah.
            Sebuah identitas bangsa di daerah perbatasan dapat terbilang tergadaikan. Jika identitas wilayah perbatasan sudah di pertanyakan,maka akan berdampak pula dengan rasa nasionalisme mereka terhadap bangsa sendiri. Di Negara manapun,jika keadaaan nya seperti ini maka tidak menutup kemungkinan,adanya perpindahan kewarganegaraan yang selama ini memberikan kemudahan.
            Indonesia-Malaysia merupakan Negara dalam satu rumpun. Namun dalam soal pemerataan kesejahteraan rakyatnya,lagi-lagi Malaysia jauh lebih unggul. Jika ada suatu hal yang di klaim milik Malaysia,baru seketika banyak media dan wakil rakyat yang berpidato disana-sini,seolah-olah hanya dia yang memiliki rasa nasionalisme. Sungguh Ironi yang jelas di alami masyarakat perbatasan, ketika mereka lahir di tanah nenek moyang mereka,tetapi yang memberi makan dan penghidupan mereka adalah Negara lain. Mungkin mereka berfikir bahwa memiliki rasa cinta tanah air,nasionalisme pada Indonesia adalah hal remeh yang abstrak dan hanya umbul-umbul merah putih. Memangnya,nasionalisme bisa memberi kita makan?
Saran untuk negeri kepulauan ini,seharusnya kami,kita dan pemerintah lebih khususnya harus meningkatkan kepeduliaan kita terhadap masyarakat perbatasan yang sangat kekurangan sehingga terus menggantungkan hidup mereka dengan belas kasihan negeri tetangga. Mari kita menjaga identitas nasionalisme bangsa ini agar tidak mudah terpecah-belah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MATERI MACAM-MACAM GERAK

A. Lokomotor Gerakan lokomotor  gerakan yang ditandai dengan adanya perpindahan tempat, seperti jalan, lari, melompat, dan mengguling.  Ger...