lahmirza hanim
Menampik musim.
Kala negeriku
tergagau badai.
Tercekam
koruosi kolusi nepotisme.
Itulah racun
yang membuih dari lidah mereka.
Para penyandang
gelar tinggi .
Atas
penghargaan negeri padanya
Namun mereka
yang terlalu pekak dengan antah berantah negerinya.
Tidakkah mereka
kenyang akan karunia-Nya?
Hingga menuding
dan mencocol sejumput nasi kami.
Sungguh
malaikat teruntuk kami.
Atas perintah
uang sebagai sesembahanmu.
Manampik musim.
Meski rumah
telah tercacah tulang ruseknya.
Pepohonan yang
lelah melambai terputus nadinya.
Oleh deburan
ombak yang tersapu badai.
Kami pemuda
Indonesia hidup teruntuk negeri.
Ciptakan
bendungan kekar tuk halau badai itu.
Inilah sumpah
kamipemuda Indonesia.
Tanah airku.
Bangsaku.
Bahasaku.
Satu..
Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar