Kali ini saya akan membahas tentang
apa yang telah terjadi di Negara Suriah pada tahun 2011–2012 atau biasa dikenal
dengan pemberontakan Suriah 2011-2012. Namun sebelum saya membahas tentang
peristiwa tersebut, saya akan sedikit membahas tentang Negara Syria.
Republik Arab Suriah (bahasa Arab: الجمهورية العربية السورية al-jumhūriyyaħ al-ʕarabiyyaħ as-sūriyyaħ; bahasa Inggris: Syria), adalah negara yang terletak di Timur Tengah, dengan negara Turki di sebelah utara, Irak di Timur, Laut Tengah di barat dan Yordania di selatan. Suriah beribu kota Damaskus. Keadaan iklim di Suriah yaitu, Sepanjang barat gunung pantai, Suriah beriklim paling mediteranian, sebagaimana di
sana ada musim kering panjang dari bulan Mei ke bulan Oktober. Hujan musim panas sangatlah sulit di Suriah, ketika muncul secara terbatas
di arah Utara-Barat yang ekstrem. Di pantai, musim panas sangat panas dan lembap, dengan suhu rata-rata 29°C, ketika musim salju lembut mempunyai suhu minimal harian 10 °C. Ini hanya wilayah yang musim panasnya dingin di Suriah, adalah tempat
dengan ketinggian di atas 600
meter. Slunfeh, Bludan dan Mashtan al Helou adalah favorit lokal. Di Aleppo, di arah utara-barat, suhu rata-rata pada bulan Agustus adalah 30 °C, sedangkan pada bulan Januari suhunya sekitar 4,4 °C dan di Damaskus sangat
mirip.
Pemberontakan
Suriah 2011-2012 adalah
persoalan kaum Muslimin karena para mujahid yang berperang melawan rezim Bashar
di sana hakikatnya demi kepentingan Islam. Demonstrasi publik dimulai pada
tanggal 26 Januari 2011, dan berkembang menjadi pemberontakan nasional. Para
pengunjuk rasa menuntut pengunduran diri Presiden Bashar al-Assad, penggulingan
pemerintahannya, dan mengakhiri hampir lima dekade pemerintahan Partai Ba'ath
dan mengganti dengan sistem Islam yang kaffah di bawah naungan Khilafah.
Pemerintah Suriah dikerahkan Tentara Suriah untuk memadamkan pemberontakan
tersebut, dan beberapa kota yang terkepung. Menurut saksi, tentara yang menolak
untuk menembaki warga sipil dieksekusi oleh tentara Suriah. Pemerintah Suriah
membantah laporan pembelotan, dan menyalahkan "gerombolan bersenjata"
untuk menyebabkan masalah pada akhir 2011, warga sipil
dan tentara pembelot dibentuk unit pertempuran, yang dimulai kampanye
pemberontakan melawan Tentara Suriah.
Para pemberontak bersatu di bawah bendera Tentara Pembebasan Suriah dan
berjuang dengan cara yang semakin terorganisir, namun komponen sipil dari
oposisi bersenjata tidak memiliki kepemimpinan yang terorganisir. Pemberontakan
memiliki nada sektarian, meskipun tidak faksi dalam konflik tersebut telah
dijelaskan sektarianisme sebagai memainkan peran utama. Pihak oposisi
didominasi oleh Muslim Sunni, sedangkan angka pemerintah terkemuka adalah Alawit Muslim Syiah. Assad dilaporkan didukung oleh Alawi dan paling banyak
adalah orang Kristen di negara ini.
Persoalan
perang sebenarnya bukan penganut agama apa yang paling banyak, tetapi jumlah
korban (terutama korban sipil tanpa senjata) dan kerusakan harta benda yang
sia-sia. Penggunaan senjata atau bom berbahan kimia yang dilarang juga
merupakan persoalan serius dalam perang. Terlepas dari siapa yang bersalah
dalam perang itu, atau terlepas dari siapa yang akan menang atau nanti akan
kalah, masalah kemanusiaan harusnya didahulukan penanganannya, bantu mereka
para orang sipil yang terjebak dalam perang itu untuk segera lepas dari medan
perang.
Dampak dari
konflik antar kaum mujahid yang melawan rezim Bashar yaitu terpecahnya negara tersebut.
Negara yang awalnya damai, menjadi Negara yang kacau karena penduduknya saling
perang satu sama lain hingga terbentuk dua kubu yang berseteru. Bahkan rasa
cinta tanah airnya pun juga bisa hilang karena mereka lebih membela kubu mereka
sedangkan mereka tidak pernah berfikir bagaimana nasib warga-warga lain yang
merasakan dampak dari perbuatan mereka, mengganggu kedamaian, membuat resah, luka
batin, luka fisik dan bahkan korban jiwa. Mereka sudah tidak memikirkan rasa
persatuan sesama umat beragama. Mereka hanya mementingkan ego masing-masing.
Jadi, sesama
warga Suriah seharusnya mereka tidak seperti itu. Lebih baik berdamai, karena
semua itu tidak ada untungnya hanya sebuah kerusakan dan kerugian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar