Perang Yunani-Persia (disebut juga Perang
Persia) adalah serangkaian konflik antara Kekaisaran
Persia Akhemeniyah
melawan negara kota di Yunani kuno. Perang ini bermula pada tahun 499 SM
dan berakhir pada tahun 449 SM. Bentrokan antara dunia Yunani yang secara
politik terpecah-pecah melawan Kekaisaran Persia yang sangat besar sudah
dimulai ketika Koresh
yang Agung
menaklukkan Ionia pada tahun 547 SM. Berusaha untuk
mengendalikan kota-kota di Ionia, Persia menunjuk tiran untuk berkuasa di sana. Ini kemudian terbukti menjadi sumber masalah
bagi Yunani dan Persia.
Pada tahun 499 SM, tiran di Miletos, yaitu Aristagoras, mulai melakukan ekspedisi
untuk menaklukkan Pulau Naxos, dengan dukungan Persia;[2] Namun, ekspedisi itu berakhir dengan
kegagalan dan Aristagoras pun akhirnya dipecat. Aristagoras lalu menghasut
kota-kota Yunani di Asia Kecil untuk memberontak melawan Persia. Ini
adalah awal dari Pemberontakan
Ionia, yang berlangsung
sampai tahun 493 SM, dan dalam perkembangannya menyeret lebih banyak daerah di
Asia Kecil ke dalam konflik. Aristagoras memperoleh bantuan militer dari Athena dan Eretria. Pada tahun 498 SM, pasukan Athena
dan Eretria membakar ibu kota regional Persia di Asia Kecil, yaitu Kota Sardis. Kaisar Persia, Darius
yang Agung marah dan
bersumpah akan membalas Athena dan Eretria atas tindakan mereka. Pemberontakan
terus berlanjut, dan kedua belah pihak menemui jalan buntu sepanjang 497–495
SM. Pada tahun 494 SM, Persia menyerang pusat pemberontakan di Miletos. Pada Pertempuran Lade, pasukan Ionia mengalami kekalahan
telak dan pemberontakan pun berakhir, dan sisa-sisanya dibasmi pada tahun
berikutnya.
Berusaha mengamankan kekaisarannya dari ancaman
pemberontakan lainnya, dan juga dari campur tangan Yunani daratan, Darius
akhirnya melancarkan serangan ke Yunani, untuk menghukum Athena dan Eretria
atas pembakaran Sardis. Invasi pertama Persia ke Yunani dimulai pada tahun 492 SM, dengan Jenderal Persia, Mardonios, menaklukkan Thrakia dan Makedonia sebelum akhirnya pasukan
Persia mengalami
bencana dan terpaksa mengakhiri kampanyenya. Pada tahun 490 SM, pasukan kedua
dikirim ke Yunani, kali ini melalui Laut Aigea, di bawah komando Datis dan Artaphernes.
Ekspedisi ini berhasil menundukkan Kyklades, sebelum kemudian mengepung,
menaklukkan, dan menghancurkan Eretria. Akan tetapi, ketika berusaha menyerang Athena, pasukan
Persia dikalahkan secara telak oleh pasukan Athena pada Pertempuran
Marathon, yang
sekaligus menghentikan invasi pertama Persia. Darius kemudian menyusun rencana
untuk kembali menyerang Yunani, namun dia terlebih dahulu meninggal pada tahun
486 SM, dan tanggung jawab penaklukan beralih kepada putranya, Xerxes I. Pada tahun 480 SM, Xerxes secara
langsung memimpin invasi kedua Persia ke Yunani dengan pasukan yang sangat banyak. Kemenangan melawan
'Persekutuan' negara kota Yunani (dipimpin oleh Sparta dan Athena) pada Pertempuran
Thermopylae membuat
Persia dapat menduduki sebagian besar Yunani. Akan tetapi, ketika berusaha
menghancurkan armada laut Yunani, Persia malah mengalami kekalahan berat pada Pertempuran
Salamis. Pada tahun
berikutnya, persekutuan negara kota Yunani melancarkan serangan dan mengalahkan
pasukan Persia pada Pertempuran
Plataia, sekaligus
mengakhiri invasi Persia di Yunani.
Persekutuan Yunani menindaklanjuti kesuksesan mereka
dengan menghancurkan sisa-sisa armada Persia pada Pertempuran
Mykale, sebelum
kemudian mengusir garnisun Persia dari Sestos (479
SM) dan Byzantion (478 SM). Tindakan Jenderal Pausanias pada Pengepungan Byzantion menjauhkan banyak negara kota Yunani dari
pihak Sparta, dan persekutuan anti-Persia kemudian dibentuk kembali dengan
dipimpin oleh Athena, dalam persatuan yang disebut Liga Delos. Liga Delos terus
melakukan kampanye
melawan Persia selama tiga dekade berikutnya, dimulai dengan pengusiran
sisa-sisa garnisun Persia dari Eropa. Dalam Pertempuran
Eurymedon pada tahun
466 SM, Liga Delos meraih kemenangan ganda yang pada akhirnya membuat kota-kota
di Ionia dapat merdeka. Akan tetapi, keterlibatan Liga Delos dalam
pemberontakan Mesir (dari 460–454 SM) berujung pada kekalahan telak dan
kampanye yang lebih lanjut harus ditunda. Liga Delos mengirim pasukan ke Siprus pada tahun 451 SM, dan setelah
menariknya kembali, Perang Yunani-Persia pun benar-benar berakhir. Beberapa
sumber sejarah menyebutkan bahwa akhir bentrokan ditandai dengan perjanjian
damai antara Athena dan Persia, yaitu pada Perdamaian Kallias.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar