Konflik
Internal hampir terjadi diseluruh negara di dunia. Salah satunya adalah Negara Sudan. Salah
satu penyebab dari berbagai konflik yang ada di Negara Sudan adalah perbedaan
dan diskriminasi. Selain itu, negara ini juga tidak pernah lepas dari konflik
internal perebutan kekuasaan.
Penyebab utama dari konflik-konflik yang terjadi di Sudan adalah
kurangnra rasa nasionalisme dari para penduduk Sudan itu sendiri. Konflik-konflik yang terjadi di Sudan
diantaranya adalah konflik agama, dimana seharusnya orang-orang dunia memiliki
sikap saling menghargai dan menghormati antar pemeluk agama, namun kenyataannya
agama dijadikan dalih untuk perselisihan
antara satu agama dengan agama yang lain. Selain itu, di Sudan juga terjadi
konflik kesukuan atau ras. Eksistensi dari berbagai suku dalam sebuah negara
cenderung tidak diberikan pelayanan publik yang sama dengan suku ataupun ras
yang lain. Sehingga dari peristiwa tersebut timbullah diskriminasi atau
perbedaan. Politik di Negara Sudan diwarnai dengan ketidakadilan yang memicu
munculnya konflik-konflik internal di Sudan.Secara umum konflik internal hebat
yang terjadi di Sudan adalah konflik antara Sudan Utara dengan Sudan Selatan.
Konflik
Sudan Utara dengan Sudan Selatan berawal dari penjajahan Inggris di Sudan.
Dengan adanya konflik tersebut Sudan terbagi menjadi 2 wilayah yaitu wilayah
utara dominan penduduk etnis Arab dengan mayoritas beragama islam sedangkan
wilayah selatan dominasi etnis kulit hitam Afrika dengan mayoritas beragama
nasrani. Inggris berkeinginan untuk memopersatukan Sudan selatan dan Sudan
Utara. Namun, Sudan Selatan khawatir adanya ketidakadilan dan kekhawatiran
tersebut terbukti dalam birokrat dari 800 kursi hanya 6 kursi orang yang
berasal dari Sudan Selatan.
Sudan
Selatan membentuk kelompok baru yaitu Southerm Sudan Liberation Movement
(SSLM). Pemberontakan SSLM ini bertujuan untuk menampun seluruh aspirasi
rakyat. Meskipun, seluruh rakyat Sudan Selatan melakukan gerilya untuk
menyerang Sudan. Namun, hal itu tetap tidak dapat mempersatukan Sudan Selatan
secara utuh karena, ada beberapa konflik antar etnis setempat.
Perang
Sipil yang terjadi di Sudan adalah perang sipil terpanjang di dunia. Perang ini
berlangsung selama 40 tahun. Akibat dari perang ini, lebih dari 2 juta rakyat
kehilangan nyawa dan kehilangan harta benda. Selama konflik itu terjadi
dilaporkan mereka, bahwa ada perekrutan anak-anak menjadi tentara.
Pada tahun
2005, tercapai penyusunan perjanjian damai. Dalam perjanjian tersebut muncul
perintah utnuk mengeluarkan anak-anak dari ketentaraan dan mengembalikan mereka
ke tempat asal mereka.
Pada 9
Juli 2011, Sudan Selatan dimerdekakan sebagai Negara Republik. Masalah yang
dihadapi Sudan Selatan yaitu belum stabilnya keamanan setempat sebagai akibat
dari konflik-konflik kecil yang terjadi.
Berbagai
konflik yang terjadi di Sudan banyak memberikan pelajaran bagi negara-negara
lain untuk melakukan perbaikan, diantaranya :
1)
Menggalakkan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan
rasa Nasionalisme, seperti seminar dan pameran kebudayaan.
2)
Memberikan
pendidikan moral, sehingga para penerus bangsa tidak mudah menyerap hal-hal
negatif yang dapat mengancam negara tercinta.
3)
Pelatihan organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar