Kamis, 22 Oktober 2015

Sebelah Mata, PKn Hanya Konseptual dan Teoritis

NOVI LAILUS SHOLIKHA
Dalam kaitannya dengan pembentukan warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki peranan yang penting dalam membentuk siswa maupun sikap dalam berperilaku keseharian, sehingga diharapkan setiap individu mampu menjadi pribadi yang baik.
Melalui mata pelajaran PKn ini, siswa sebagai warga negara dapat mengkaji Pendidikan Kewarganegaraan dalam forum yang dinamis dan interaktif. Jika memperhatikan tujuan pendidikan nasional di atas, Pembangunan dalam dunia pendidikan perlu diusahakan peningkatannya. Pada penelitian ini peneliti meneliti pembelajaran pada bidang studi PKn, karena PKn bukan sejarah maka hal yang sangat substansial yang harus dipelajari adalah bagaimana penanaman moral pada siswa sejak dini.
Adanya pembelajaran pendidikan kewarnegaraan ini membuat cara berfikir saya lebih mendalam, merubah argument saya yang memandang mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang bersifat konseptual dan teoritis. Secara perlahan pikiran saya mulai terbentuk, membuat saya ingin memiliki moral yang nasionalisme baik dari segi agama, sosial kultur, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter.
Dengan dasar pendidikan kewarnegaraan yang saya peroleh, kini saya memulai mengikuti forum-forum yang berjalan di sekitar saya, seperti Karang Taruna Desa, Kumpulan remaja masjid, Rutinan remaja islam, bahkan saya belajar menjadi guru ngaji di TPQ. Saya ingin ikut membentuk poros tunas muda yang bermoral,karena banyak generasi di sekitar saya yang memandang pendidikan kewarnegaraan hanya sekedar pelengkap mata pelajaran di sekolah sehingga mereka tidak mengenal apa itu Pancasila dan akibatnya mereka ketika mengikuti pembelajaran PKn merasa cukup mencatat dan menghafal konsep-konsep dan teori-teori yang diceramahkan oleh guru, tugas-tugas terstruktur yang diberikan dikerjakan secara tidak serius dan bila dikerjakan pun sekedar memenuhi formalitas.
Banyak hal yang saya dapat dari pembekalan pelajaran PKn ini, bukan hanya pembentukan moral diri saya sendiri, belajar menjadi warga Negara yang baik menjadi kewajiban dalam diri saya. Dengan belajar dari hal yang kecil, seperti mentaati lalu lintas, pembayaran pajak, pembuatan SIM dan pembuatan kartu penduduk. Dari hal yang kecil saya ingin memenuhi kewajiban sebagai warga Negara Indonesia meskipun banyak kewajiban lain yang belum saya penuhi untuk menjadi warga Negara yang baik.
Dalam hal lain, pembelajaran PKn membuat pikiran saya ingin ikut campur atas kerja pemerintah, karena saya juga termasuk warga Negara.  Karena saya terkadang  kecewa dengan kinerja pemerintah, mereka berbicara bekerja atas nama Negara namun hanya untuk kepentingan individu atau golongan mereka saja, meskipun tidak semua anggota pemerintah seperti itu, setidaknya sebagian dari mereka mengatasnamakan Negara sebagai kepentingan mereka saja. Namun saya tidak tahu apa yang dapat saya lakukan karena bekal yang saya miliki hanya dasar pendidikan kewarnegaraan saja. Terkadang saya menyalahkan diri saya sendiri karena tidak bisa berbuat apa-apa, terkadang juga menyalahkan mereka yang ahli dalam kewarnegaraan namun pasif bahkan menyalahgunakannya.
PKn membuka pikiran saya lebih dalam apa arti pancasila dan kewarnegaraan, dari yang hanya sebatas konsep-konsep dan teori-teori kini membuat pemahaman dan kesadaran saya terhadap hubungan antara sesama warga negara dan pendidikan pendahuluan bela negara agar mengetahui dan mampu melaksanakan dengan baik hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
Dengan memperhatikan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu membentuk warga negara yang baik, maka selain mencakup dimensi pengetahuan, karakteristik mata pelajaran Kewarganegaraan ditandai dengan memberi penekanan pada dimensi sikap dan keterampilan (civics). Jadi, pertama-tama seorang warga negara perlu memahami dan menguasai pengetahuan yang lengkap tentang konsep dan prinsip-prinsip politik, hukum, dan moral civics. Setelah menguasai pengetahuan, selanjutnya seorang warga negara diharapkan memiliki sikap dan karakter sebagai warga negara yang baik serta memiliki keterampilan Kewarganegaraan dalam bentuk keterampilan berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, keterampilan menentukan posisi diri, serta kecakapan hidup (life skills).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MATERI MACAM-MACAM GERAK

A. Lokomotor Gerakan lokomotor  gerakan yang ditandai dengan adanya perpindahan tempat, seperti jalan, lari, melompat, dan mengguling.  Ger...