Rabu, 25 November 2015

1B KHILYATUN NADHIFAH

NASIONALISME YANG LUNTUR 
 Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, kesamaan tujuan sehingga dapat menimbulkan rasa kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri. Berbicara tentang nasionalisme, banyak diantara kita yang tahu akan nasionalisme tapi jarang atau bahkan tidak sama sekali jiwa nasionalis itu ada dalam kita. Terutama zaman sekarang ini sangat minim rasa nasionalisme terhadap remaja-remaja yang ada di Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi pudarnya rasa nasionalisme tersebut : 1. Faktor Penyebab Internal a) Pemerintahan pada zaman reformasi yang jauh dari harapan para pemuda, sehingga membuat mereka kecewa pada kinerja pemerintah saat ini. Terkuaknya kasus-kasus korupsi, penggelapan uang Negara, dan penyalahgunaan kekuasaan oleh para pejabat Negara membuat para pemuda enggan untuk memerhatikan lagi pemerintahan. b) Sikap keluarga dan lingkungan sekitar yang tidak mencerminkan rasa nasionalisme dan patriotisme, sehingga para pemuda meniru sikap tersebut. Para pemuda merupakan peniru yang baik terhadap lingkungan sekitarnya. c) Demokratisasi yang melewati batas etika dan sopan santun dan maraknya unjuk rasa, telah menimbulkan frustasi di kalangan pemuda dan hilangnya optimisme, sehingga yang ada hanya sifat malas, egois dan, emosional. d) Tertinggalnya Indonesia dengan Negara-negara lain dalam segala aspek kehidupan, membuat para pemuda tidak bangga lagi menjadi bangsa Indonesia. e) Timbulnya etnosentrisme yang menganggap sukunya lebih baik dari suku-suku lainnya, membuat para pemuda lebih mengagungkan daerah atau sukunya daripada persatuan bangsa. 2. Faktor Penyebab Eksternal a) Cepatnya arus globalisasi yang berimbas pada moral pemuda. Mereka lebih memilih kebudayaan Negara lain, dibandingkan dengan kebudayaanya sendiri, sebagai contohnya para pemuda lebih memilih memakai pakaian-pakaian minim yang mencerminkan budaya barat dibandingkan memakai batik atau baju yang sopan yang mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Para pemuda kini dikuasai oleh narkoba dan minum-minuman keras, sehingga sangat merusak martabat bangsa Indonesia. b) Paham liberalisme yang dianut oleh Negara-negara barat yang memberikan dampak pada kehidupan bangsa. Para pemuda meniru paham libelarisme, seperti sikap individualisme yang hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memperhatikan keadaan sekitar dan sikap acuh tak acuh pada pemerintahan. Dimana peran pemerintahan dalam menanggulangi hal ini? Mereka perlu ditanamkan kembali rasa akan cinta tanah air dan bangga dengan bangsanya sendiri. Inilah tugas pemerintah untuk membangkitkan rasa nasionalisme yang tidak dimiliki oleh remaja. Meningkatkan kulaitas dan kuantitas produk dan hal-hal yang menyangkut bangsa Indonesia. Sehingga rasa nasionalisme dari bangsa ini tidak pudar dan hilang dengan begitu saja. Rapuhnya rasa kebanggaan bagi bangsa selama beberapa tahun belakangan ini, sesungguhnya disulut oleh menguatnya sentimen kedaerahan dan semangat primordialisme pascakrisis. Suatu sikap yang sedikit banyak disebabkan oleh kekecewaan sebagian besar anggota dan kelompok masyarakat bahwa kesepakatan bersama (social contract) yang mengandung nilai-nilai seperti keadilan dan perikemanusiaan dan musyawarah kerap hanya menjadi wacana belaka. Pemberantasan korupsi terhadap para koruptor kelas kakap dan penegakan hukum dan keadilan yang sebenarnya sebagai sarana strategis untuk membangkitkan semangat cinta tanah air dalam diri anak-anak bangsa, tetapi semuanya tampak bohong belaka. Ini membuat generasi sekarang menjadi gamang terhadap bangsa dan negaranya sendiri, ketidakpercayaan rakyat terhadap negara menurun dan rasa cinta tanah air serta nasionalisme kaum pelajar melapuk. Bukan hal yang aneh jika semangat solidaritas dan kebersamaan pun terasa semakin tenggelam sejak beberapa dekade terakhir. Boleh jadi, penyebab dari memudarnya rasa nasionalisme ini juga disebabkan oleh karena paradigma tentang bangsa dan nasionalisme yang kita anut, berjalan di tempat. Padahal, perkembangan nasional dan global menuntut paradigma yang disesuaikan dari masa ke masa, sesuai dengan keadaan bangsa dan negara yang berdaulat. Dari dalam itulah lahir kesadaran berbangsa dan bernegara yang pada hakikatnya merupakan kesadaran politik yang normatif. Dari sini pula kesadaran yang merupakan janin suatu ideologi yang disebut nasionalisme. Dalam arti, nasionalisme sebagai suatu paham yang mengakui kebenaran pikiran bahwa setiap bangsa demi kejayaannya seharusnya bersatu padu dan bertekad bulat dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari nasionalisme inilah lahir ide dan usaha perjuangan untuk mewujudkan negara bangsa. Di Indonesia, ide dan usaha seperti ini berkembang kuat pada tahun 1930-an dan memuncak pada tahun 1940-an. Yang kemudian menjadi problem besar di sini adalah, apakah tegaknya suatunation yang pada hakikatnya merupakan suatu produk kesadaran politik bernegara itu dapat dilakukan tanpa landasan kultur dalam kehidupan berbangsa dan bernegara? Pertanyaan ini perlu diperhatikan dan dijawab. Sebab, tantangan yang paling berat bagi sebuah negara yang berdaulat sesungguhnya adalah bukan terutama pada sikap ekspansif dari negara tetangga seperti Malaysia dalam kasus Pulau Ambalat, tetapi lebih pada faktor kultur atau pemeliharaan budaya, sikap hidup atau perilaku hidup sehari-hari, seperti bagaimana kita menciptakan keadilan, perikemanusiaan dan lain-lain di dalam bangsa dan negara sendiri. Akhirnya, harus diakui bahwa nasionalisme telah merapuh. Cita-cita proklamasi kini ibarat gubug reyot yang siap roboh diterjang angin. Untuk itu, baik pemerintah maupun warga negara seyogyanya bahu membahu mewujudkannya. Karena, hanya dengan persatuanlah cita-cita proklamasi akan terwujud. Upaya Untuk Menumbuhkan Kembali Nasionalisme dan Patriotisme di Kalangan Pemuda : 1. Peran Keluaga a) Memberikan pendidikan sejak dini tentang sikap nasionalisme dan patriotism terhadap bangsa Indonesia, b) Memberikan contoh atau tauladan tentang rasa kecintaan dan penghormatan pada bangsa, c) Memberikan pengawasan yang menyeluruh kepada anak terhadap lingkungan sekitar, dan d) Selalu menggunakan produk dalam negeri. 2. Peran Pendidikan a) Memberikan pelajaran tentang pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dan juga bela Negara. b) Menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa pahlawan dengan mengadakan upacara setiap hari senin. c) Memberikan pendidikan moral, sehingga para pemuda tidak mudah menyerap hal-hal negatif yang dapat mengancam ketahanan nasional. 3. Peran Pemerintah a) Menggalakkan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan patrotisme, seperti seminar dan pameran kebudayaan. b) Mewajibkan pemakaian batik kepada pegawai negeri sipil setiap hari jum’at. Hal ini dilakukan karena batik merupakan sebuah kebudayaan asli Indonesia, yang diharapkan dengan kebijakan tersebut dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan patrotisme bangsa. c) Lebih mendengarkan dan menghargai aspirasi pemuda untuk membangun Indonesia agar lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MATERI MACAM-MACAM GERAK

A. Lokomotor Gerakan lokomotor  gerakan yang ditandai dengan adanya perpindahan tempat, seperti jalan, lari, melompat, dan mengguling.  Ger...