Tetty Dwi Yulianti
Tahukah
anda apakah arti kekeluargaan? Sebagian besar masih banyak orang yang belum
mengerti jelas tentang apa itu kekeluargaan. Sehingga sifat kekeluargaan di
dalam lingkungan masyarakat sangatlah pasif. Kekeluargaan adalah interaksi
antar manusia yang membentuk rasa saling memiliki dan terhubung satu sama lain
walaupun kelurga memiliki banyak arti lain, dan hingga saat ini arti sebenarnya
dari kekeluargaan masih terus diperdebatkan oleh para antropolog. Berikut
adalah sebuah cerita tentang sifat dan
sikap kekeluargaan yang berhubungan dengan HAM (Hak Asasi Manusia).
Ada
sebuah keluarga dimana terdiri dari seorang ayah yang bernama Suroto, seorang
ibu yang bernama Yatemi, dan tiga orang anak laki-laki yang bernama Joko,
karman, dan Hadi. Suroto bekerja sebagai kuli bangunan dan Yatemi adalah ibu
rumah tangga. Pada malam hari Suroto baru pulang bekerja dan dia terasa haus
lalu dia menemukan sebuah minuman jeruk di meja. Lalu Suroto langsung
meminumnya dan tiba-tiba dia jatung pingsan dengan tubuh yang kejang-kejang dan
mulut mengeluarkan busa. Akibat dari kejadian itu adalah karena Suroto belum
makan selama sehari tetapi dia langsung minum minuman jeruk (Marimas). Yatemi
dan ketiga anaknya yang mengetahui kejadian itu langsung kaget dan panik dan
langsung membawa Suroto ke rumah sakit. Sayangnya, setelah dirumah sakit Suroto
dinyatakan meninggal.
Sepeninggal
suaminya yatemi hidup sebagai single parent dan menghidupi sendiri ketiga
anaknya. Yatemi memiliki tiga anak tetapi dia membenci anaknya yang bernama Karman.
Karena apa? Karena Yatemi mengira Karman lah yang membuat minuman jeruk itu dan
membuat Suroto meninggal. Saat itu Karman selalu dipukul dan di caci maki.
Saudara Karman yakni Joko dan Hadi mencoba menghentikan perbuatan ibunya
tersebut tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena ibu mereka semenjak
ditinggal Suroto sang ayah menjadi sosok yang keras dan tidak berakhlak. Tanpa
berpikir panjang Yatemi mengirim anaknya Karman ke Panti Asuhan karena dia
begitu muak dengan anaknya Karman. Dan dia benar-benar tidak peduli dengan
kehidupan anaknya karman itu.
Para
tetangga yang mengetahui kejadian itu langsung menasehati dan mencoba
menenangkan pikiran Yatemi, tetapi Yatemi begitu sulit untuk di tenangkan
karena dia mulai frustasi sejak sepeninggal suaminya. Karman yang dikirim ibu
kandungnya ke Panti Asuhan hanya bisa menangis pasrah atas perlakuan ibu
kandungnya terhadap dirinya meskipun dia begitu sayang dan kehilangan haknya
atas kasih sayang dan perhatian dari ibu kandungnya. Begitu kasihan Karman yang
selalu menjadi anak pendiam di dalam lingkungannya yang baru karena dia begitu
rindu dan sangat-sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari seorang
ibu.
Dari
cerita tersebut dapat disimpulkan dari sisi sifat dan sikap kekeluargaan dari
sosok Yatemi begitu kurang kepada anaknya. Dia hanya mementingkan egonya dan
tidak peduli dengan lingkungan disekitarnya. Sedangkan dari sisi HAM adalah
Karman yang telah kehilangan kasih sayang dan perhatian dari sosok ibu
kandungnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar