Senin, 23 November 2015

HAK ASASI SEORANG ANAK



Tetty Dwi Yulianti

Tahukah anda apakah arti kekeluargaan? Sebagian besar masih banyak orang yang belum mengerti jelas tentang apa itu kekeluargaan. Sehingga sifat kekeluargaan di dalam lingkungan masyarakat sangatlah pasif. Kekeluargaan adalah interaksi antar manusia yang membentuk rasa saling memiliki dan terhubung satu sama lain walaupun kelurga memiliki banyak arti lain, dan hingga saat ini arti sebenarnya dari kekeluargaan masih terus diperdebatkan oleh para antropolog. Berikut adalah  sebuah cerita tentang sifat dan sikap kekeluargaan yang berhubungan dengan HAM (Hak Asasi Manusia).
Ada sebuah keluarga dimana terdiri dari seorang ayah yang bernama Suroto, seorang ibu yang bernama Yatemi, dan tiga orang anak laki-laki yang bernama Joko, karman, dan Hadi. Suroto bekerja sebagai kuli bangunan dan Yatemi adalah ibu rumah tangga. Pada malam hari Suroto baru pulang bekerja dan dia terasa haus lalu dia menemukan sebuah minuman jeruk di meja. Lalu Suroto langsung meminumnya dan tiba-tiba dia jatung pingsan dengan tubuh yang kejang-kejang dan mulut mengeluarkan busa. Akibat dari kejadian itu adalah karena Suroto belum makan selama sehari tetapi dia langsung minum minuman jeruk (Marimas). Yatemi dan ketiga anaknya yang mengetahui kejadian itu langsung kaget dan panik dan langsung membawa Suroto ke rumah sakit. Sayangnya, setelah dirumah sakit Suroto dinyatakan meninggal.
Sepeninggal suaminya yatemi hidup sebagai single parent dan menghidupi sendiri ketiga anaknya. Yatemi memiliki tiga anak tetapi dia membenci anaknya yang bernama Karman. Karena apa? Karena Yatemi mengira Karman lah yang membuat minuman jeruk itu dan membuat Suroto meninggal. Saat itu Karman selalu dipukul dan di caci maki. Saudara Karman yakni Joko dan Hadi mencoba menghentikan perbuatan ibunya tersebut tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena ibu mereka semenjak ditinggal Suroto sang ayah menjadi sosok yang keras dan tidak berakhlak. Tanpa berpikir panjang Yatemi mengirim anaknya Karman ke Panti Asuhan karena dia begitu muak dengan anaknya Karman. Dan dia benar-benar tidak peduli dengan kehidupan anaknya karman itu.
Para tetangga yang mengetahui kejadian itu langsung menasehati dan mencoba menenangkan pikiran Yatemi, tetapi Yatemi begitu sulit untuk di tenangkan karena dia mulai frustasi sejak sepeninggal suaminya. Karman yang dikirim ibu kandungnya ke Panti Asuhan hanya bisa menangis pasrah atas perlakuan ibu kandungnya terhadap dirinya meskipun dia begitu sayang dan kehilangan haknya atas kasih sayang dan perhatian dari ibu kandungnya. Begitu kasihan Karman yang selalu menjadi anak pendiam di dalam lingkungannya yang baru karena dia begitu rindu dan sangat-sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari seorang ibu.   
Dari cerita tersebut dapat disimpulkan dari sisi sifat dan sikap kekeluargaan dari sosok Yatemi begitu kurang kepada anaknya. Dia hanya mementingkan egonya dan tidak peduli dengan lingkungan disekitarnya. Sedangkan dari sisi HAM adalah Karman yang telah kehilangan kasih sayang dan perhatian dari sosok ibu kandungnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MATERI MACAM-MACAM GERAK

A. Lokomotor Gerakan lokomotor  gerakan yang ditandai dengan adanya perpindahan tempat, seperti jalan, lari, melompat, dan mengguling.  Ger...