EKA NUR AFIFAH
“Sehelai
Rok Mini”
Mentari nan indah menampakkan wujudnya
ditengah kabut pekat membelai lembut. Bersama
mentari, Zaid membuka kelopak matanya dengan pelan. Nampaknya lorong waktu malam
petang tak mengizinkannya untuk sejenak kembali menuju masa lampaunya. penyesalan
tetaplah penyesalan yang hanya menjerat kalbu.
Dengan
helaan nafas panjang Zaid mulai bergegas berkemas diri kemudian menuju sepeda
matik di garasi mungilnya. Gara-gara angin ban tak terisi, keterlambatan
akhirnya menerpa. Namun keterlambatan singkat itu tak diketahui dosen pagi ini.
“Huftttt..
syukurlah keberuntungan masih hinggap padaku”, ujar Zaid dengan penuh syukur. Tibalah
mata kuliah perkembangan peserta didik, dosen pun tengah duduk manis di
persinggahan khususnya. Salam pun terucap dan mata kuliah pun dimulai.
Perkembangan
peserta didik berspesifik pada 2 aspek penting, yaitu kejiwaan dan fisik
peserta didik. Sejenak ku pandang dosen itu dan mulai ku fahami bait demi bait
yang diucapkannya, menjadi seorang guru tidaklah mudah, dengan segala
keikhlasan yang teraplikasi dan segala kesabaran yang cukup tinggi. Sama sekali
tak ku miliki sifat atau sikap seperti itu.Ilmu pedagogis apalagi..
Flashback
menuju masa-masa pencarian jati diri nampaknya mulai menguat dan ingin
memunculkan kembali pada larik-larik kertas lusut itu.
Terkadang
ku pikir dalam anganku akan keadaan yang ku alami, predikat dengan style modis
dan stylish telah ku genggam erat. Biarlah orang mencaci, menghina atau tak
menyukaiku. I DON’T CARE ABOUT THAT. Karena memakai rok mini termasuk HAM,
sehingga apapun lantunan-lantunan orang tak akan singgah maupun meresap dalam
benak ini.
Degan
rok mini dan baju rancangan pribadi menambah confidentku yang sama sekali tak
ku genggam ketika ku masih berhijab 3,5 tahun lampau.
Kini
ku semakin bangga dan mantap akan merintis bisnis apa,
ya.. “BUTIK”. Karena peminat baju rancanganku sudah melebihi kuota, ku putuskan membuka butik dekat kampus kesayanganku.
ya.. “BUTIK”. Karena peminat baju rancanganku sudah melebihi kuota, ku putuskan membuka butik dekat kampus kesayanganku.
Bulan
berganti minggu dan berganti hari dan berganti jam kosong, mulailah pikiran
untuk berinovasi atau mengupgrade diri ini tampak kembali, yaitu memakai hijab
kembali. Kejahatan di masa ini semakin menjalar bahkan seperti tak ada space
dilingkungan atau bumi yang semakin lama semakin parah ini.
Kini
kelulusan sudah tampak di hadapan, mungkin ini saatnya sehelai rok mini ku ubah
menjadi selembar jubah nan syar’i yang sudah lama tak ku pakai. Predikat
Teacher akan segera ku terima.
Sebenarnya keputusan sudah mengelilingiku semenjak kelulusan di depan mata, dan mungkin sekarang saatnya pengaplikasian pada kehidupanku kini.
Sebenarnya keputusan sudah mengelilingiku semenjak kelulusan di depan mata, dan mungkin sekarang saatnya pengaplikasian pada kehidupanku kini.
“Sehelai rok
mini membawa stylish sekejap,
Sehelai lembaran jubah membawa stylish permanen
dan kebahagiaan tiada tara”.
Sehelai lembaran jubah membawa stylish permanen
dan kebahagiaan tiada tara”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar