Bismillah, ini adalah pertama kalinya saya membuat dan menulis cerita sekaligus mengupload ceritanya di dunia maya.
Dipagi hari, udara terasa segar dan sejuk. Terdengar kicauan kicauan burung yang berterbangan entah kemana. Aku memiliki keluarga yang sangat harmonis. Keluargaku terdiri dari ayah, ibu, dan aku. Aku adalah anak satu-satunya dari keluarga burhan (samaran) ayahku bernama ahmad burhan (samaran), ibuku bernama aminah burhan (samaran),dan aku sendiri bernama akmala putri burhan (samaran). Aku biasanya di panggil mala. Aku adalah pribadi yang mengasyikan, lucu, baik, dan pintar,tapi aku seorang gadis yang cengeng. Karna aku anak tunggal semua kebutuhanku selalu terpenuhi dan kasih sayang yang begitu lengkap dari kedua orang tua ku.
Tapi ketika aku berusia 7 tahun ayah dan ibu memutuskan untuk berpisah. Aku tidak tahu apa yang menjadi masalah buat ayah dan ibu hingga mereka memutuskan untuk berpisah.Saat itu aku tidak tahu apa itu perpisahan.
Tapi setiap aku bertanya tentang ayah, ibu tidak pernah mau menjawab kalo pun menjawab ibu hanya bilang ayah masih kerja sayang, mala tidak boleh mengganggu ayah. Ibu aku rindu sama ayah, aku ingin memeluk dan mencium ayah. Sambil merengek minta ditelponkan ayah. “mala, sayang enggak sama ayah?” sayang..”.”kalo sayang, mala tidak boleh mengganggu ayah, mala mau kalo ayah dipecat”. “mala, tidak mau kalau ayah sampai dipecat gara-gara mala, bu”. “ anak pintar, sudah gak boleh nangis lagi yach” jawab ibu sambil menyeka air mataku.
Aku sekolah di SD miftah (samaran). Setiap pagi aku selalu diantar oleh ibu dengan menggunakkan sepeda motor. Setelah mengantarku ibu bergegas pergi ke pasar untuk menjual berbagai macam baju. Ibu memiliki 3 kios baju di pasar. Ibu hanya mengontrol pegawainya di pagi hari dan di siang hari. Selesai mengontrol pegawainya ibu menjemputku di sekolahan.
Naila adalah teman baik ku di sekolahan. Dia yang selalu membela ku ketika banyak orang yang mengatakan aku tidak punya ayah. Naila yang selalu menghiburku dan mengatakan bahwa ayah mala masih sibuk cari uang.
Setelah bel pulang sekolah berdering. Semua siswa dan siswi pergi berhamburan diluar untuk menemui orang tua mereka. Ketika melihat teman-teman di jemput sama kedua orang tuanya aku merasa iri, terbesat dalam hati ingin dijemput sama ayah dan ibu. Teringat ketika masih Tk, ayah dan ibu selalu datang untuk menjemputku. Dan menanyakan bagaimana teman-temanmu. Apa pelajaran yang mala bisa dan apa pelajaran yang mala tidak bisa.
Terlalu lama melamun, tanpa terasa ibu datang dan sudah duduk dihadapanku. “apa yang engkau pikirkan mala,hingga tak menyadari kedatangan ibu di sekolah?”. “aku merindukan ayah,ibu”. “aku ingin ibu dan ayah datang menjemputku bersama-sama” ucapku smabil menangis tersedu-sedu. Ibu hanya mampu menahan tangisannya di depanku. “baiklah, nanti sepulang dari sekolah ibu akan menghubungi ayah, sekarang mala berhenti yach menangisnya”
Sepulang dari sekolah ibu memberikan handphone nya kepadaku. “sekarang, ibu akan menghubi ayah, apa yang ingin mala katakan katakan saja kepada ayah, tapi mala gak boleh nangis kalo ngomong sama ayah,janji” sambil menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingkingku “janji, ibu”` jawabku sambil tersenyum lebar.
“assalamualaikum ayah, ini aku mala ayah “
“wa’alaikum salam mala, bagaimana kabarnya anak ayah yang cantik ini?”
“alhamdulillah baik, ayah kenapa kok gak pernah pulang ke rumah, apa mala nakal, sampai ayah gak mau pulang ke rumah “
“mala bukan anak yang nakal, mala adalah anak ayah yang baik, cantik dan pintar, ayah bangga punya anak seperti mala”
“tapi kenapa ayah gak pernah pulang ke rumah, aku rindu sama ayah aku ingin memeluk ayah. Ayah aku selalu di ejek sama teman-teman karna ayah tidak pernah datang kesekolah untuk mengantar atau menjemput mala, mereka kira mala tidak punya ayah, padahal mala mempunyai ayah yang pintar dan hebat. “
“maafkan ayah, tapi ayah masih belum bisa untuk datang menjemput mala, ayah sekarang lagi sibuk kerja buat beli rumah untuk mala,sayang.”
“ayah kenapa menangis, nanti mala ikut menangis juga, kalau mala menangis nanti mala tidak boleh menghubungi ayah lagi”
“ayah menangis karena ayah rindu sama mala, ayah juga ingin memeluk, mencium dan menggendong anak tercinta ayah. Ayah sayang sama mala”
“mala juga sayang sama ayah, I LOVE YOU AYAH”
“ I LOVE YOU TOO SAYANG”
Sampai aku berumur 12 tahun, ayah tak kunjung datang untuk menemuiku. Apa salah ku sehingga ayah tak sudi melihatku. sampai saat ini aku masih menunggu kedatangan ayah.
I MISS YOU, AYAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar