Bukan Salah Ibu Mengandung
HAM, Hak Asasi Manusia
pertama mendengar alias di ajarkan waktu saya masih SMA. Seperti yang pernah di
katakan oleh guru saya, “Sejak pertama lahir, manusia sudah mempunyai hak asasi
yang harus dijunjung tinggi dan diakui semua orang. Dan hak ini lebih penting
dari hak seorang Presiden atau Raja. Karena itu hak asasi berasal dari Allah
AWT, yang telah diberikan kepada manusia yang lahir di bumi. Tetapi, hak asasi
manusia sering kali dilanggar manusia untuk mempertahankan hak pribadinya.
Karena itu hak asasi manusia harus di perjuangkan.
Sebenarnya
masih banyak hak hak manusia yang sebenarnya harus di dapatkan. Teatpi, mereka
tidak mendapatkannya. Disebab banyaknya tidak kemerataan pemerintahan seperti
halnya banyak yang terjadi di masyarakat pinggiran, di pedesaan, perkotaan dan
kota metropolitan, dan karena banyaknya penduduk jadi tidak bisa menyebutnya
satu persatu, lebih mudahnya kita ceritakan mulai dari pedesaan. sebagian di belahan
desa masih banyak terdapat anak-anak yang masih kurangnya pendidikan yang di
sebabkan salah satu faktornya yaitu orang tua mereka belum bisa membiyayai dan
faktornya adalah pengangguran kerja. yang menyebabkan seperti hal itu terjadi,
bukan disebabkan karena mereka males tapi banyaknya pekerjaan telah di ambil
alih dan di rampas dari haknya. Yang awalnya orang tua mereka bercita-cita
ingin membesarkan anaknya menjadi pencipta pendidik profesional sekarang telah
turun menjadi tidak jelas mau dibawa kemana hubungannya. Awal sebelumnya
rata-rata orang tua mereka memiliki pekerjaan sebagai petani sawah dan peternak
ayam, Sebelum datangnya proyek pembuatan jalan tol. Dan sebagian mereka bekerja
sebagai pekerja pabrik sepatu sebelum kenalnya dengan PHK.
Sebut
nama anaknya dari korban PHK yaitu Dani. Dani sebelumnya anak yang rajin tapi
semenjak ayahnya telah menjadi korban PHK dia jadi mutus untuk tidak sekolah.
Dia teman bermainku waktu SD, aku dan dia sering bermain ketika waktu sore
sepulang sekolah dan hari libur. Tapi semuanya larut tambah larut tambah
berubah karena dia sering merenungkan diri. Saya juga tidak tau kenapa dia
seperti itu. Tapi ibu saya pernah cerita kalo dia di sekolah pernah mengambil sepeda
temennya untuk digadaikan menjadi uang. Lambat larut hidupnya mulai berantakkan
semenjak ayah dan ibunya sudah tidak tinggal satu rumah lagi.
Seiring
waktu berlalu dia jadi sering mencuri apa yang ada di sekitar daerah situ,
mulai dari ayam, barang yang ada di bengkel, peralatan rumah tangga, dan
perkebunan. Dia sering ketahuan tapi Pertama rata-rata banyak yang memilih
masih memaafkannya tapi dia tetep masih tidak kapok. Dan akhinya dia tertangkap
basah banyak orang ketika mencuri sepeda diwaktu lampu mati. Akhirnya dia di
angkut untuk dibawa ke kantor desa. Karena dia tidak ada kapoknya jadi warga
setempat memilih menghakiminya sendiri daripada harus di bawa ke kantor polisi.
Saya jadi melihatnya kasihan lebih-lebihnya prihatin, karena dia diikat dibawah
tiang bendera dan dipukuli warga yang ada disitu tapi saya tidak ikutan, karena
saya cukup jadi penonton saja itu sudah cukup kasihan dan ujung-ujungnya dibawa
ke kantor polisi.
Mending jadi koruptor saja seperti
Nazarudin hasil malingnya miliyaran rupiah tapi hukumannya ringan di penjara
suci.
Tragedi Pembantaian Gedung Tua
Tiga bulan yang lalu, Minggu
terakhir pertama saya jadi calon mahasiswa kata kakanya. Calon mahasiswa di
giring ke gedung tua yang sepi di sebelah gedung Auditorium. Kakak kelalas
alias mereka bilangnya senior, meminta kami untuk jongkok, merunduk, jargon,
atau apa saja yang membuat mereka tertawa dengan bahagia. Lalu nama kami di
panggil satu per satu, di goblok-goblokin, di katain nantang kamu ? dsb. tanda kurung
siapapun yang memiliki wajah menyebalkan menurut mereka, harus rela menerima
pukulan dan tendangan lebih banyak lagi untuk hatinya. Siapapun yang terlihat
bodoh , mulai hari itu mendapat predikat gedang goblok ngengkelan, atau kamu
itu calon mahasiswa mau nantang kamu,
Ketika teman saya rahasia namanya,
karena raut wajahnya selalu ketakutan dan anaknya tidak lancar berbicara,
mengahadap kepada gubernur dan dia suruh memberi penghormatan, aku tidak bisa
membayangkan perasaannya, sementara senior kelas tertawa, sebagian dari kami
juaga. Saya melihat temen saya hanya diam saja diatas meja, merunduk. Sesekali
melihat sekeliling saya banyak yang menehan rasa tertawa. Aku membnyangkan
perasaanya bagaimana saat di bilang ini penghormatan apa penghinaan. Berkali
kali senior memberikan kata yang membuat aku ingin marah karena membayangkan
perkatan itu, terus menerus menggema di kepalanya, meruntuhkan perasaannya,
mengecil-ngecilkan perasaannya untuk selama didepan.
Semua itu hanya untuk latihan mental
belaka. Sebenarnya mereka baik kok karena sudah melatih untuk membangunkan jiwa
yang untuk membuktikan mana yang sebenarnya laki-laki, setengah laki-laki,
seperempat laki-laki atau bukan laki-laki sama sekali. Dan ini masih baru
latihan. Itu masih baik, lawan kita sebenarnya ada di luar yang sudah menunggu
kita. Mereka bisa menyerang kita semua kapan saja. Jadi kesimpulannya pingin
Oscar lagi :D
Diary
22 November 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar