Selasa, 24 November 2015

Hak Asasi Manusia Kekuasaan dan Amanah




Saya biasa dipanggil mita, nama lengkap saya mia pramitasari. Saya dulu bersekolah di MAN Bangil dan saya bertempat tinggal di salah satu pondok pesanntren di Bangil. Saya merasa senang mondok di tempat itu, ehhh… lama kelamaan saya bosan dipondok karena pengurusnya tidak adil. Pada suatu hari saya melanggar peraturan dipondok. Saya dan teman-teman saya sehabis pulang sekolah langsung main, pikiran terasa fresh tidak tau ada yang melihat, jadi ketahuan dan kena hukum. Pada waktu pengumuman bertepat hari Kamis di umumin tentang pelanggaran rasanya jantung begitu berdebar dan akhirnya di jatuhkanlah sebuah hukuman mengepel makam selama satu minggu berturut-turut. Seiring waktu berjalan saya tidak pernah melanggar. Menginjak kelas XII saya merasa jenuh di pondok, dan saya coba bertahan karena mau boyong. Suatu harinya ada kumpulan alumni di MAN Bangil, saya dan teman saya melihat pengurus pondok ketemuan sama lawan jenis di suatu kelasrasa benci terhadap pengurus pun bertambah demi hari karena tidak adil terhadap sesama. Tiba hari kamis pengumuman saya protes kepada mabk-mbak pengurus, saya bertanya “Mbak kenapa kamu bersifat tidak adil terhadap kami”, lalu mbaknya menjawab “tidak adil apa mit??”, saya menjawab “mbak menhukum santri lain pada waktu melanggar ketemuan sama lawan jenis, dan mengapa ketika mbak melihat mbak pengurus ketemuan langsung dengan lawan jenis tidak di hukum?”, mbaknya menjawab, karena dia sebelum ketemuan minta izin ke aku”, saya langsung diam begitu saja. Teman lainnya protes tidak adil mabak sama sekali. Akhirnya hal itu di lupakan begitu saja. Dan saya berpikir yang penting saya bisa mendapat barokah bu nyai dengan cara selalu taat terhadap beliau, menyetrika baju beliau, menyapu dan mengepel setiap hari. Saya tidak menghiraukan peraturan pondok karena para pengurus tidak adil karena kekeuasaan yang mereka miliki, saya cuma berharap ridha dari bu nyai, dan keluarga ndalem. Seiring waktu berjalan waktunya saya boyong, saya tidak tega denggan bu nyai ketika itu lalu saya berpamitan “bu nyai saya mau boyong, tolong di ridhoi” dan bu nyai menjawab “yaa, belajar yang sungguh-sumgguh dan tak do’akan semoga sukses di kemudian hari.

Thank
Kesimpulan: sifat tidak adil terhadap sesama memberi perasaan benci terhadap sesama, karena adanya suatu kekuasaan dan amanah yang begitu besar tetapi tidak di jalankan. Intinya kekuasaan menjadi pegangan pertama untuk memberikan penyelewengan hak asasi manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MATERI MACAM-MACAM GERAK

A. Lokomotor Gerakan lokomotor  gerakan yang ditandai dengan adanya perpindahan tempat, seperti jalan, lari, melompat, dan mengguling.  Ger...