MAHKOTA BERHARGA YANG TERNODAI
Suatu kejadian yang sangat memilukan bagi seorang siswi kelas VII
SMP Whahid Hasim 11 Sidoarjo, sebut saja Mia yang telah diperlakukan tidak
sewenangnya oleh Joni (nama samaran) yang mana dia adalah kakak kelas IX dari
Mia sendiri. Padahal ,sebelum peristiwa itu mereka berdua tidaklah saling
mengenal karena selisih kelas mereka yang agak banyak yaitu 2 tingkat dan
karena mereka tidak tinggal di satu desa yang sama juga karena Mia sendiri
adalah murid baru di sekolah tersebut. Tentulah joni belum mengenalnya.
Peristiwa itu terjadi saat istirahat sekolah, dan Mia duduk di
bangku kelas sendirian tanpa ada satu teman pun yang menemani. Tiba-tiba
datanglah si Joni dengan sikap tergesah-gesah dan dengan ekspresi wajah bagai
srigala yang kelaparan. Mia yang masih terlihat polos dan tidak tahu apa-apa
merasa takut dan ingin segera keluar dari kelas. Tapi, apa daya Mia yang saat
itu berusia masih belia, yakni 12 tahun mendadak diserang Joni sehingga ia
terbaring lemas tak bisa malawan. Sekalipun Mia mencoba membela diri dan
berusaha berteriak sekuat ia bisa tapi , hasilnya nihil.
Pada waktu itu, hujan mengguyur sangat deras dan kilat
menyambar-nyambar. Sehingga suara teriakan Mia tak ada yang mendengar dan teman-teman Mia yang di kantin tak bisa
kembali ke kelas Karena terjebak hujan. Setelah Joni puas melampiaskan
nafsunya, dia langsung pergi meninggalkan Mia dan berlagak seakan tak terjadi
apa-apa ketika teman-temannya kembali ,mereka semua bingung yang terlihat pucat
dan terus menangis. Mereka bertanya apa yang telah terjadi dengan Mia. Mia tak
menjawab, dan dia terus menangis.
Pasca kejadian itu, kehidupan Mia telah berubah drastis berbalik
1800 dari sebelumnya. Yang mana dulu dia adalah gadis yang ceria,
murah senyum dan baik hati. Tetapi, sekarang Mia sudah berubah menjadi anak
yang pemurung, pendiam dan bahkan sudah 3 bulan terakhir ini, Mia tidak pernah
masuk sekolah. Orang tuanya hanya bisa pasrah dan menangisi keadaaan anaknya
itu. Akhirnya, pihak sekolah memutuskan untuk melacak siapa pelaku jahat itu
dan kemudian si pelaku dikeluarkan (drop out) dari sekolah itu.
Ternyata tidak ada sekolah manapun yang menerima Joni sebagai
siswanya. Karena Joni tidak memiliki surat pindahan dari sekolah lama dan Joni
juga sudah duduk di kelas akhir di tingkat SMP. SI Joni bisa diterima di suatu
sekolah SMP asalkan Joni harus mau mengulang lagi dari awal kelas VII SMP. Dan
itupun garus menunggu pada tahun ajaran baru di tahun depan. Semoga dari
kejadian ini, kita bisa lebih berhati-hati dan lebih menjaga diri dari hal-hal
yang tidak diinginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar