Selasa, 24 November 2015

Ayah, Biarkan Aku Memilih Jalanku Sendiri


Kisah ini saya ambil dari pengalaman hidup teman saya. Waktu itu dia sempat berbicara kepada saya, mencurahkan seluruh isi hatinya. Dia datang kepada saya dengan wajah yang amat murung penuh beban, berbeda seperti biasanya ceria dan penuh tawa.

           Namanya Rizki, ketika itu dia masih duduk bangku SMA kelas 12, dan dia akan menjalani UJIAN NASIONAL. Saya bingung mengapa sikapnya berubah menjadi diam dan lebih banyak murung, saya sebagai orang terdekatnya merasa kasihan dan akhirnya saya memberanikan diri untuk bertanya dan memintanya untuk bercerita.

          Awalnya dia tidak mau bercerita, namun sedikit demi sedikit dia mulai mencurahkan isi hatinya kepada saya yang menyebabkan dia murung belakangan ini. Dia menceritakan bahwa dia punya beban pikiran yang amat berat, karena setelah lulus SMA, Ayahnya meminta dia untuk menjadi seorang Polisi. Tetapi, dia sangat tidak suka dengan bidang pekerjaan tersebut, karena dia lebih suka berkecimpung dalam dunia bisnis. Sedangkan, sang Ayah tetap saja terus menuntutnya untuk menuruti keinginan agar dia menjadi seorang Polisi. Sehingga menjadikan beban pikirannya, antara menuruti keinginan sang Ayah agar tidak disebut anak durhaka ataukah menuruti keinginan hatinya dan kemudian tidak bisa membahagiakan hati Ayahnya. Terkadang dia juga merasa terkekang dengan tuntutan-tuntutan Ayahnya, dia merasa hak asasinya sebagai anak untuk bebas memilih terenggut. Begitulah dia bercerita kepada saya dengan mata yang sedikit berkaca-kaca. Kemudian saya sedikit memberikan saran “Turuti saja kata hatimu, karena sesuatu yang dikerjakan dengan ikhlas akan membuahkan hasil yang baik. Toh, menjadi seorang yang berbisnis atau menjadi seorang polisi juga sama-sama baik. Tapi, berbicalah pada Ayahmu dengan perlahan dan memberikan penjelasan yang baik, agar Ayahmu bisa menerima kata hatimu”. Nasihat saya kepada Rizki.

         Semenjak hari itu, saya rasa dia sudah kembali lebih baik dan tidak murung lagi. Sudah terlihat kembali wajahnya yang ceria dan penuh tawa itu. Demikian sedikit cerita dari saya, dan menurut saya kisah teman saya ini adalah salah satu dari beribu kisah tentang Hak Asasi yang tidak didapat dalam hidup seseorang. Hak Asasi dia untuk bebas memilih ingin menjadi apa dia dikala dewasa nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MATERI MACAM-MACAM GERAK

A. Lokomotor Gerakan lokomotor  gerakan yang ditandai dengan adanya perpindahan tempat, seperti jalan, lari, melompat, dan mengguling.  Ger...