Kamis, 24 Desember 2015

Tekanan berujung Kebahagiaan

Pelanggaran HAM

Namaku Aufanur laila, biasa dipanggil nur. Aku lahir tepat 18 tahun yang lalu di sebuah desa terpencil di kota batam. Aku hidup dalam kesederhanaan, ehmm mungkin lebih tepatnya dalam kesusahan. Ayahku hanya seorang nelayan dan ibuku pun hanya seorang buruh cuci yang tak menentu gajinya.
Pada suatu waktu ayah dan ibuku mengirimku kesebuah kota yang kukenal dengan nama Jombang. Yah, ayah dan ibuku mengirimkan aku kesana untuk mondok di salah satu pesantren di Jombang. Jujur sebenarnya aku tak setuju dengan keinginan mereka. Aku lebih memilih berada dirumah untuk membantu ayah dan ibuku. Tapi tidak dengan mereka, mereka bilang. "Kamu anak kami satu-satunya nak. Kamu memiliki hak untuk bisa menuntut ilmu. Dan memiliki hak untuk bisa berusaha hidup lebih baik." Karena ucapan mereka itu akupun menyetujui keinginan mereka.

6 tahun sudah aku mondok di salah satu pondok pesantren di jombang. Kini aku masuk di salah satu universitas negeri di surabaya. Aku bisa masuk ke universitas tersebut karena aku berhasil mendapatkan beasiswa penuh untuk bisa masuk di perguruan tinggi negeri. Jujur, saat pertama kali masuk di sini, aku merasa malu. Melihat kondisiku yang hanya anak dari seorang nelayan dan juga hanyalah lulusan pondok pesantren di pelosok kota jombang aku merasa malu dan juga takut.
Benar saja apa yang tlah aku pikirkan, bayangan2 ketakutan yang selama ini aku takutkan benar-benar terjadi. Gaya hidup di sini benar-benar berbeda. Tak seperti yang aku alami di pondok maupun dirumah. Disini mereka hanya berteman dengan orang yang strata hidupnya sama. Mereka sungguh acuh terhadapku dan orang-orang lain yang sama sepertiku. Mereka menghindar bahkan juga risih jika berteman dengan kami. Bahkan terkesan mereka mendiskriminasiku.
3.5 tahun kulalui dengan berat sekali. Dengan tekanan-tekanan yang ada. Masa-masa kuliahku sungguh berat. Tapi alhamdulillah aku bisa lulus dari kampusku tepat waktu dan juga mendapat gelar cumlaude alias mahasiswa terbaik. Lalu. Bagaimana dengan teman-tamanku dulu? Entah. Tak satupun dari mereka yang wisuda bersamaan denganku. Banyak dari mereka yang tertinggal dan ada juga yang keluar dari kampus bahkan ada pula yang di keluarkan oleh universitas. Mungkin ini semua akibat dari gaya hidup dan juga pola pikir mereka. Mereka terlalu larut akan kebahagiaan sesaat. Dan juga acuh dan terlalu jual mahal dengan orang yang ada dibawahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MATERI MACAM-MACAM GERAK

A. Lokomotor Gerakan lokomotor  gerakan yang ditandai dengan adanya perpindahan tempat, seperti jalan, lari, melompat, dan mengguling.  Ger...